Menjaga tari tradisional agar tak terlibas zaman
Sumber karya tari itu sendiri dapat berupa legenda, sejarah, permainan tradisional anak-anak.
Tidak hanya bahasa daerah yang kini berada di persimpangan zaman, seni dan budaya daerah juga bernasib sama. Seni dan budaya lokal mencoba bertahan di tengah derasnya arus budaya modern. Salah satunya seni tari yang sesungguhnya bisa semakin berkembang. Sebab, Indonesia kaya akan kesenian lokal dari pelbagai daerah.
"Sumber karya tari itu sendiri dapat berupa legenda, sejarah, permainan tradisional anak-anak, mitos, atau dongeng yang berkaitan dengan masing-masing tradisi daerahnya," tutur Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid dalam keterangannya, Selasa (2/8).
-
Bagaimana suasana bangunan Museum Wayang Jakarta? Dikutip dari museumjakarta.com, sebelum melihat ragam koleksi wayang, pengunjung akan disapa oleh bangunan bernuansa Eropa abad pertengahan yang bergaya klasik.Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Bentuk bangunannya memanjang dengan warna cat yang dominan putih. Jendela dan pintu museum dibuat tinggi dengan bahan kayu lawas sesuai ciri bangunan kolonial.
-
Dimana letak Museum Wayang Jakarta? Ornamen budaya sangat kental terasa di Museum Wayang Jakarta, kawasan Kota Tua, Kota Jakarta Barat. Di sini pengunjung akan diajak melihat berbagai koleksi wayang lokal sampai mancanegara.
-
Kapan Museum Wayang Sendang Mas diresmikan? Dilansir dari Liputan6.com, museum ini diresmikan pada 31 Desember 1983 dengan mendatangkan ketua Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) pada waktu itu.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Kapan Sujiwo Tejo tampil di acara Jagong Budaya di Bojonegoro? Budayawan Sujiwo Tejo menyemarakkan acara Jagong Gayeng bertemakan "Budaya Rasa Melu Handarbeni" di Pendopo Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojoengoro, akhir pekan lalu.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
Anak-anak perlu diajarkan untuk ikut mencintai seni tari dari daerah masing-masing. Gelaran festival seni tari perlu digelar berkelanjutan sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal dan nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggelar Festival Tari Nasional 2016 untuk anak yang rencananya digelar dua hari, yakni Sabtu (6/7) dan Minggu (7/7) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Nantinya setiap provinsi akan memamerkan seni tari khas daerahnya.
"Festival ini bertema 'Lihat Aku Menari!', dengan tiap kelompok berisi anak berusia 8-12 tahun. Anak-anak Indonesia ini berpotensi memiliki daya kreatif yang luar biasa," kata Hilmar.
Selain untuk hiburan, tujuan utama acara ini agar anak Indonesia tidak terasing dari akar budaya negeri sendiri. Tidak dipungkiri, perkembangan teknologi membuat anak Indonesia terlena dan terbawa arus budaya global.
"Selain para penari tersebut, acara juga akan melibatkan sanggar-sanggar, seniman, dan generasi muda. Tujuannya agar mereka bisa mengekspresikan sekaligus memperkenalkan budaya masing-masing daerahnya," katanya.
Peserta bukan hanya menyajikan tari tradisional saja, namun mereka juga harus menggarap karya baru. Hanya saja, karya baru tarian tersebut harus berbasis tradisi atau bersumber dari cerita lokal daerah masing-masing. Harapannya adalah, selain untuk menumbuhkembangkan kreativitas, festival tari tersebut dapat melestarikan kearifan lokal.
Mendikbud Muhadjir Effendy menyebut Festival Tari Anak 2016 sebagai ajang silahturahmi kebudayaan dengan semangat persahabatan. Dirinya berharap agar Festival ini dapat terus dikembangkan melalui kesempatan-kesempatan serupa lainnya.
"Ini upaya untuk melahirkan banyak seniman handal dari seluruh Indonesia. Kami bangga bahwa anak-anak sebagai generasi emas Indonesia telah berpartisipasi dalam upaya penguatan jati diri dan pembangunan karakter bangsa," tutup Muhadjir.
(mdk/noe)