Menjalani Ramadan dari balik jeruji besi
Sambil menunggu salat isya, sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci yang dibacakan beberapa tahanan.
Bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat bagi umat muslim di seluruh dunia untuk menyucikan sekaligus mendekatkan diri pada sang pencipta. Berpuasa selama sebulan penuh untuk membersihkan diri menyambut hari kemenangan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh tahanan di Poles Jakart Selatan. Kepala Satuan Tahanan dan Barang Bukti, Polres Jakarta Selatan, Kompol Dedy Arnady menceritakan, selama sebulan penuh, para tahanan memiliki jadwal khusus.
Saat waktu sahur tiba, anggota polisi mengantarkan makanan langsung ke ruang masing-masing tahanan. Menurut Dedy, ini salah satu cara memanusiakan tahanan. Sebab, polisi berperan sebagai orangtua yang melindungi dan mengayomi tahanan. "Memanusiakan tahanan," ungkap Dedy saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (8/6).
Selepas salat ashar, mereka bersiap menerima tausiah Ramadan. "Sebelum buka bersama, kita ada tausiah dulu," kata Dedy.
Tausiah dilakukan di dalam tahanan. Diantara lorong-lorong sel digelar karpet untuk tempat duduk tahanan. Hanya mengenakan sarung dan kaos atau baju takwa, para napi duduk mendengarkan tausiah yang disampaikan ustaz. Meski sederhana, namun suasana keakraban antar tahanan dan polisi sangat terasa.
Tak jarang anggota polisi secara bergilir menjadi penceramah. Tema-tema yang diusung tak hanya melulu soal Ramadan, melainkan seputar cara-cara meningkatkan iman dan takwa. Sebab, bulan Ramadan tidak hanya berbicara tentang puasa dan menahan lapar serta dahaga, tetapi juga akhlakul karimah.
"Jadi bukan tentang lapar dan haus saja, tetapi bicara juga cara menerapkan kebiasaan dalam diri yang jujur dan enggak boleh bohong," ujar Dedy.
Usai mendengarkan tausiah, para napi bersama sang ustaz serta beberapa anggota Polisi menikmati sajian buka puasa secara bersama-sama. Makanan berbuka puasa tidak mewah dan melimpah. Justru suasana hangat antar tahanan dan polisi membuat momentum buka puasa bersama menjadi mewah dan punya arti besar.
Setelah itu, mereka pun melaksanakan salat maghrib berjamaah di aula tempat bisanya dilaksanakan salat jumat. Sambil menunggu adzan isya, mereka kembali ke ruang tahanan masing-masing.
Sambil menunggu salat isya, sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci yang dibacakan beberapa tahanan. Namun, setiap kamis malam (malam jumat) secara bersama, dilaksanakan pengajian dengan membacakan surat Yasin serta tahlilan.
"Memang setiap malam jumat saya buat pengajian," kata Dedy.