Menkes: 60 Persen Pasien Omicron Bergejala Berat Masuk RS Belum Vaksinasi
Budi meminta masyarakat segera mengikuti vaksinasi, termasuk booster. Menurutnya, vaksinasi booster menjadi langkah yang tepat untuk mereduksi peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan gelombang varian Omicron tidak lebih buruk dari Delta. Hal ini terlihat dari tingkat fatalitas dan jumlah pasien dirawat di rumah sakit akibat Omicron lebih rendah dari Delta.
Namun, dia mengingatkan 60 persen dari pasien Omicron yang masuk rumah sakit karena bergejala berat belum divaksinasi Covid-19.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
"Data yang kita lihat, 60 persen orang yang masuk ke rumah sakit dengan kondisi berat adalah mereka yang belum divaksin," katanya saat meninjau pelaksanaan vaksinasi booster serentak di Kota Depok, Jawa Barat seperti dilansir dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (3/2).
Budi meminta masyarakat segera mengikuti vaksinasi, termasuk booster. Menurutnya, vaksinasi booster menjadi langkah yang tepat untuk mereduksi peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
"Cepat divaksin. Tolong sebarkan ajakan ini," ujarnya.
Sebelumnya, Budi mengaku belum tahu pasti soal kebutuhan perawatan pasien yang terjangkit Covid-19 varian Omicron di rumah sakit. Ini disebabkan, data kebutuhan perawatan pasien di rumah sakit setiap negara berbeda-beda.
Jumlah pasien Omicron yang menjalani perawatan di rumah sakit pada negara tersebut jauh lebih rendah daripada Delta. Demikian juga di Inggris.
Namun berbeda dengan Amerika Serikat. Di negara Paman Sam itu, persentase kasus aktif Omicron di bawah Delta. Namun, jumlah pasien Omicron yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta.
"Di Prancis demikian juga. Secara persentase di bawah Delta, tapi secara nominal sama dengan Delta dan kasusnya masih naik," jelasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (31/1).
Melihat kondisi di berbagai negara tersebut, Budi mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap penularan Omicron. Dia mengingatkan untuk tidak jemawa dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
"Kalau bisa lakukan secara mobilitas di rumah, lebih baik dilakukan di sana. Karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan (Februari 2022)," ujarnya.
Budi mencatat, dari total pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit saat ini, sebetulnya hanya sekitar 8 sampai 10 persen yang membutuhkan bantuan oksigen. Sementara lebih dari 85 persen pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit sudah sembuh.
"Jadi 90 persen yang masuk ke rumah sakit itu umumnya tanpa gejala sekitar 35-40 persen, dan bergejala ringan sekitar 50 persenan," jelasnya.
Dia mengimbau, pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri di rumah. Mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tajam akibat Omicron, maka keterisian tempat tidur rumah sakit harus dijaga.
"Biarkan rumah sakit menjadi tempat di mana saudara kita yang parah, berat, sedang kritis membutuhkan oksigen di sana. Tapi untuk kita, yang tanpa gejala dan ringan kita di rumah," tuturnya.
Menurut Budi, kriteria pasien yang bisa menjalani isolasi mandiri di rumah ialah jika saturasi di atas 95 persen. Meskipun, kondisi pasien mengalami batuk, pilek, dan demam.
"Selama saturasi di atas 95 persen, di rumah saja," tandasnya.
Saat ini, ada lima pasien Omicron meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 60 persen belum divaksinasi Covid-19 dosis kedua atau lengkap.
Berikut data 5 pasien Omicron meninggal dunia:
1. Meninggal di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten. Berusia 64 tahun, belum divaksinasi dan bergejala berat.
2. Meninggal di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. Berusia 54 tahun, sudah vaksinasi dosis lengkap dan bergejala berat.
3. Meninggal di RSJPD Harapan Kita, Jakarta. Berusia 78 tahun, sudah booster dan bergejala sedang.
4. Meninggal di RS Takalar, Sulawesi Selatan. Berusia 27 tahun memiliki komorbid, baru vaksin dosis pertama dan bergejala sedang.
5. Meninggal di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta. Berusia 81 tahun, belum vaksin dan bergejala berat.
Baca juga:
Mendagri Ingatkan Kepala Daerah: Perlu Ada TerobosanKreatif Mempercepat Vaksinasi
Cegah Omicron, Kapolri Minta Stakeholder Percepat Vaksinasi Booster
Keterisian Tempat Tidur RS dan Hotel Isolasi Covid-19 Tangerang di Atas 60 Persen
Sederet Artis Ini Terpapar Covid-19 di Awal Tahun 2022, Ada yang Kena Omicron
Covid-19 di Banten melonjak, Rata-rata 2.500 Kasus Per Hari
China Kembangkan Antibodi yang Bisa Lawan Omicron dan Virus Corona Berikutnya
Anggota Banyak Terpapar Covid-19, Ketua DPR Putuskan Kembali WFH