Menkes Sebut Hasil Investigasi Penyebab Kematian Dokter Muda Undip Diumumkan Pekan Ini
Dugaan sementara, ARL yang merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) di RSUP Dr Kariadi Semarang bunuh diri akibat dibully senior.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan mengumumkan hasil investigasi terkait kasus dugaan bunuh diri mahasiswi kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Aulia Risma Lestari (ARL) pekan ini.
Dugaan sementara, ARL yang merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) di RSUP Dr Kariadi Semarang bunuh diri akibat dibully senior.
- Investigasi Kematian Dokter PPDS Undip, Korban Dipalak Senior Rp20-40 Juta per Bulan
- Menkes Budi Bicara soal Investigasi Kematian Dokter PPDS Undip Disebut-sebut Karena Bullying
- Ini Sosok Dokter ARL Mahasiswi PPDS Undip Diduga Bunuh Diri karena Dibully Senior
- Mahasiswi Kedokteran Undip Diduga Bunuh Diri karena Dibully Senior, Pakar Kesehatan Minta Pelaku Dihukum
“Mudah-mudahan minggu ini diumumkan, nanti akan diumumkan bersama dari Kemenkes dan kepolisian mengenai hasilnya. Minggu ini hasilnya,” ujar Budi, Senin (26/8), dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Budi mengatakan, peristiwa dokter muda bunuh diri karena dibully senior sebetulnya bukan hanya kali ini saja. Selama ini sudah sering terjadi namun ditutup-tutupi.
“Nggak hanya kali ini saja, biasanya ditutup-tutupi. Baru kali ini saja terbuka,” kata Budi, Kamis (15/8).
Budi mengaku sudah mengirim tim untuk menginvestasi penyebab bunuh diri ARL. Bila hasil investigasi membuktikan ARL dibully senior hingga memutuskan mengakhiri hidup, Kemenkes bakal mengambil tindakan tegas. Misalnya, mencabut Surat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) pelaku bullying.
“Saya sebagai menteri bisa mencabut SIP dan STR dokter-dokter yang memang perilakunya seperti ini,” ucap Budi.
Banyak Dokter Muda Mau Bunuh Diri
Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, banyak dokter muda peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) ingin bunuh diri karena dibully seniornya. Temuan ini berdasarkan hasil screening mental terhadap dokter PPDS.
“Kita pernah kan melakukan screening mental terhadap para PPDS ini dan banyak kan memang yang ingin bunuh diri,” kata Budi.
Mantan Wakil Menteri BUMN ini meminta praktik perundungan saat pendidikan kedokteran dihentikan. Dia menyebut, aksi bullying dokter senior terhadap juniornya merusak profesi mulia tenaga medis.
“Bayangkan kalau dokter-dokter ini sejak muda sudah dididik seperti itu ya, hidupnya ditekan,” ucap Budi.
Budi mengaku mendapat laporan bahwa praktik bullying dokter senior ke juniornya sebagai upaya menciptakan tenaga kerja yang tangguh dan kuat. Menurut Budi, langkah tersebut sangat salah. Menciptakan dokter tangguh dan kuat, kata Budi, tidak harus dengan perundungan.
“Pasti kan banyak cara pendidikan yang jauh lebih scientific untuk menciptakan tenaga kerja yang tangguh tanpa harus dibully,” ujar Budi.
Kronologi Mahasiswi Kedokteran Undip Bunuh Diri
ARL mahasiswi kedokteran Undip ditemukan tewas bunuh diri di kos yang ada di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, pada Senin, 12 Agustus 2024. ARL merupakan peserta didik PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis).
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan, saat ditemukan wajah korban sudah dalam keadaan kebiruan serta posisi miring seperti orang tertidur.
"Mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," kata Kompol Agus Hartono, Rabu (14/8).
Dari hasil pemeriksaan saksi dan bukti di lokasi, polisi menemukan curhatan di sebuah buku harian bahwa korban berniat mundur karena bersinggungan dengan seniornya.
"Kita cek bukti buku harian, bahwa ia merasa berat pelajarannya dan senior-seniornya," ungkapnya.
Dari informasi, korban sudah menempati kos selama setahun ini. Sebelumnya korban sempat bercerita kepada ibunya ingin resign karena tidak kuat.
"Jadi memang pernah cerita tidak kuat dengan sekolahnya. Ada kemungkinan lain sama seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," ungkapnya.