Menyusuri Jejak Peninggalan Belanda-Jepang di Kota Tarakan
Belanda memang yang membangun bandara sekaligus sebagai pangkalan militer. Tiga tahun jelang kemerdekaan RI tentara Jepang mendarat di bandara ini untuk merebut pemerintahan Hindia-Belanda.
Memiliki luas lebih dari 250 kilometer persegi, Kota Tarakan di Kalimantan Utara memiliki jejak sejarah yang patut ditelusuri. Berkunjung ke kota ini, wisatawan bisa melihat langsung lokasi masuknya Jepang ke Indonesia melalui Pantai Amal di Kecamatan Tarakan Timur.
Ya, pertama kali Jepang mendarat di Indonesia melalui pantai tersebut, meski saat itu ada pihak Belanda. Tujuan mereka ialah mendapatkan ladang minyak di kota tersebut. Karenanya, tidak heran jika wisatawan menemukan banyak pompa pengeboran minyak saat berkunjung ke Bumi Paguntaka. Berikut deretan peninggalan sejarah di Kota Tarakan:
-
Apa yang diraih Wali Kota Tarakan? Wali Kota Tarakan Raih Penghargaan Tokoh Indonesia Pengembang Digitalisasi Upaya digitalisasi dan elektronifikasi di bidang layanan publik Kota Tarakan meraih apresiasi.
-
Apa saja yang dilakukan para peserta Rakor APEKSI Komwil V Kalimantan di Tarakan? Kegiatan yang diikuti peserta Rakor APEKSI Komwil V Kalimantan meliputi, olahraga bersama dan juga penanaman pohon. Adapun kegiatan olahraga bersama dilangsungkan dengan sepeda santai menyusuri sepanjang Jalan Mulawarman hingga Jalan Yos Sudarso, hingga fnish di Taman Berlabuh. Selanjutnya, para peserta melaksanakan kegiatan penanaman pohon yang merupakan bagian dari rangkaian dari Apeksi Regional Kalimantan.
-
Apa ciri khas batik Tarakan? Batik tarakan sendiri memiliki motif khas, yakni nuansa melayu yang sesuai dengan khazanah masyarakat Tidung.
-
Apa yang menjadi puncak dari festival Iraw Tengkayu XII di Tarakan? Puncak festival Iraw Tengkayu XII Tarakan di kawasan wisata Ratu Intan Pantai Amal berlangsung semarak, pada Minggu, 8 Oktober 2023 sore. Ribuan warga yang datang dari berbagai penjuru Kota Tarakan dan juga luar daerah nampak memadati area pesisi pantai.
-
Apa yang menjadi bentuk perhatian pemerintah untuk nelayan Tarakan? Hal itu menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk profesi tersebut. "Kalau orang bicara nelayan itu pekerjaan tantangan, riskan bahaya. Kalau badai kita hanya mengandalkan kapal saja. Kemudian hasil. Kalau di tarakan alhamdulillah tarakan selalu dorong berikan perlindungan sosial nelayan, karenan salah satu rentan bahaya dan musibah," ujar Rustan dari Kesatuan Nelayan Tradisional Tarakan.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
Rumah Bundar
©2015 Merdeka.com
Rumah Bundar menjadi lokasi yang disebut-sebut bekas barak prajurit perang ketika itu. Disebut rumah bundar ialah karena model bangunannya yang membentuk setengah lingkaran.
Di Jalan Danau Jempang, Kota Tarakan ada sejumlah rumah bundar. Satu di antaranya milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan yang kini menjadi museum dengan berbagai macam koleksi benda sejarah seperti peluru, baling-baling pesawat, hingga sepatu peninggalan tentara Jepang.
Pompa Angguk
©2015 Merdeka.com/haris kurniawan
Tak terlalu jauh dari Rumah Bundar, terdapat puluhan pompa angguk yang hingga kini masih bisa digunakan. Di mana pompa ini sudah beroperasi sejak zaman Belanda dan terus dilestarikan.
Pompa-pompa ini dapat ditemui tak jauh dari pusat Kota Tarakan. Mereka memiliki jarak yang tak saling berjauhan sehingga layaknya sebuah kompleks perminyakan. Masih di sekitar kawasan yang sama terdapat sebuah tangki warna hitam bertuliskan 'Wash Tank'. Tangki ini penyok hampir di seluruh bagian atasnya akibat di bom oleh tentara Jepang.
Bandar Udara Juwata
Selanjutnya, Bandar Udara (Bandara) Juwata yang letaknya hanya 10 menit dari pusat Kota Tarakan. Bandara ini sudah aktif sejak lama. Bahkan keberadaannya juga sejak masa pendudukan Belanda.
Ya, Belanda memang yang membangun bandara sekaligus sebagai pangkalan militer. Tiga tahun jelang kemerdekaan RI tentara Jepang mendarat di bandara ini untuk merebut pemerintahan Hindia-Belanda.
"Jadi, kami ada bungker, senjata, meriam dan lain-lain yang bisa ditemukan jika berkunjung ke Tarakan, belum lagi ada makam tentara sekutu, Jepang yang juga bisa. Saat ini kami juga tengah upayakan restorasi untuk jadi cagar budaya dan jadi destinasi wisata yang tidak seluruh Indonesia memiliki," kata Wali Kota Tarakan, Khairul, belum lama ini.
(mdk/hhw)