Misteri penemuan wajan raksasa di tengah Kota Kutoarjo
Dari mana asal usul kedua temuan tersebut?
Sudah beberapa hari ini, penemuan wajan berukuran super besar di tengah Kota Kutoarjo, Purworejo, bikin geger warga. Hal ini seiring teka teki asal usul wajan raksasa tersebut.
Penemuan ini bermula saat pekerja bangunan, menggali tanah untuk fondasi ruko milik Widodo Hadi Pranoto (50) yang berlokasi di Jalan MT Haryono.
Di kedalaman sekira 15 sentimeter, cangkul yang diayunkan pekerja menumbuk benda keras.
"Besar wajan sekitar 270 sentimeter, ya tiga meter kurang 30 sentimeter," kata anggota Polsek Kutoarjo Aiptu Tamin kepada merdeka.com, Jumat (29/4).
Saat ditemukan, wujud wajan sudah mulai berkarat. Tidak ada pegangan di kedua tepinya, seperti wajan pada umumnya.
Berat wajan berkisar 400 kilogram. Wajan sempat akan dipindahkan. Namun enam warga yang mencoba mengangkat tidak berhasil.
Setelah sisi-sisinya digali menyeluruh, juga ditemukan bekas bangunan diduga bekas tungku minyak tanah kuno di bawah wajan itu.
"Tungkunya dari batu bata kuno yang ukuran batu batanya lebih besar dari batu bata zaman sekarang," ungkap mandor buruh bangunan, Mijan, Sabtu (30/4).
Lantas dari mana asal usul kedua temuan ini? Diduga wajan raksasa beserta bangunan tungku minyak tersebut merupakan peninggalan kuno pabrik yang sudah ratusan tahun.
"Sebelum mengerjakan ruko bangunan ini juragan Toko ABC sebelah bilang, katanya ketika kecil pernah dikasih tahu pemilik bangunan jika ada wajan terpendam dalam tanah," paparnya.
Meski demikian, Mijan dan beberapa warga sekitar selama tinggal di tempat itu tidak pernah mendengar informasi penggunaan wajan raksasa itu pada zaman dulu.
Sampai saat ini, informasi yang berkembang usai penemuan wajan raksasa simpang siur. Beberapa warga saling berspekulasi. Ada yang menyatakan tempat itu adalah bekas pabrik pembuatan batik atau pabrik pembuatan kerupuk.
Untuk mengungkap asal usul wajan dan tungku ini, Kepala Seksi Sejarah Purbakala dan Nilai Tradisi Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Purworejo Eko Riyanto mengemukakan, pihak dinas menerjunkan petugas untuk melakukan penelitian awal.
"Benda masih dikategorikan sebagai diduga cagar budaya dan masih memerlukan penelitian lebih mendalam," kata Eko Riyanto saat dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (30/4).
Eko menyatakan pihaknya, usai penemuan segera melaporkan kejadian itu ke Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.
"Temuan itu telah kami laporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng yang berkantor di Prambanan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dikbudpora Muh Wuryanto menjelaskan temuan wajan raksasa baru pertama kali di Purworejo, dan dinas belum pernah memiliki referensi tentang benda tersebut.
"Namun apa fungsinya, apakah ada keterkaitan dengan sejarah Purworejo atau kehidupan Kutoarjo masa lalu, kami belum tahu dan masih harus dikuak," ujarnya.
Kabar penemuan wajan raksasa tersebut membuat warga sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta berbondong-bondong mendatangi tempat tersebut.
Selain penasaran ingin melihat bentuk dan wujud wajan raksasa, ratusan warga juga ingin mengabadikan dengan berfoto dekat wajan berdiameter 2 meter lebih itu. Tak jarang, mereka juga langsung berdiri di atas wajan raksasa itu.
Anita, warga Yogyakarta, mengaku penasaran dengan bentuk wajan raksasa di Kutoarjo. "Senang bisa datang ke Kutoarjo dan ambil foto berlatar wajan raksasa," ujarnya.
Pengunjung lainnya, Hartoyo dari Magelang datang bersama anak dan istrinya. Dia datang untuk melihat keunikan wajan raksasa.
"Jarang kan ada wajan ukurannya sampai sebesar itu. Sekalian akhir pekan wisata juga ingin melihat secara langsung seperti apa wajan dan tungku minyak yang katanya kuno dan
ukurannya raksasa itu," ucap Hartoyo.
Baca juga:
Dipindahkan ke museum, wajan raksasa di Kutoarjo pecah
Tempat penemuan wajan raksasa di Kutoarjo jadi lokasi foto selfie
Wajan raksasa dan tungku kuno diteliti untuk mengungkap asal usulnya
Selain wajan, juga ditemukan tungku raksasa kuno di Kutoarjo
Ini penampakan wajan raksasa yang hebohkan warga Kutoarjo
-
Kapan pantun diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda? Pada 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
-
Di mana warugan lemah tercatat dalam sejarah? Dalam catatan sejarah, naskah itu sudah ada sejak 1846 dan dikenalkan oleh Bupati Bandung, Wiranatakusumah IV kepada Masyarakat Batavia. Namun diduga pembuatannya sebelum runtuhnya Kerajaan Padjajaran, sekitar tahun 1400-an masehi.
-
Kapan budaya rambut gondrong di Jawa mulai berubah? Diperkirakan setelah tahun 1900 ketika politik etis mulai diberlakukan dan makin banyak pribumi yang memperoleh kesempatan pendidikan, beberapa perubahan juga diterima dan makin menjadi nilai umum.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Bagaimana caranya agar seblak bisa diusulkan sebagai warisan budaya tak benda? Kemudian, perlu ada rekam jejak dokumen pendukung berupa foto, video maupun bukti-bukti fisik lainnya, termasuk saksi yang mampu menguatkan posisi seblak sebagai kekayaan kuliner tradisional lokal.
-
Dimana pantun ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda? Pada 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.