MPR kecam senjata api dibeli dari uang rakyat buat bunuh rakyat
Diharapkan peradilan militer bisa terbuka jika korbannya warga sipil.
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengecam aksi emosional anggota Kostrad Cilodong, Serda YK, yang menembak tukang ojek bernama Japra (40) di Jalan Mayor Oking, Kampung Ciriung, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong, Bogor, kemarin petang. Senjata api yang digunakan anggota TNI dibeli dari uang rakyat, tapi digunakan untuk merenggut nyawa rakyat.
"Ironis juga dibeli negara tujuannya untuk melindungi rakyat tapi malah rakyat jadi korban. Perlu ada pengetatan dan pengawasan senjata api, perlu penertiban yang baik," kata Mahyudin di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (4/11).
-
Apa yang dilakukan mobil dinas pejabat tinggi TNI AU saat terjebak macet? Sebuah mobil Fortuner bernomor polisi pejabat tinggi TNI AU terjebak macet di sekitar Halim, Jakarta Timur. Kondisi jalan terlihat padat, saat jam pulang kerja. Selama perjalanan pula, mobil dinas TNI tersebut tidak terlihat menyalakan sirine dan rotator.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Kapan prajurit TNI tersebut mengalami kecelakaan? Kecelakaan tersebut berlangsung sangat parah, sehingga prajurit itu mengira akan meninggal dalam peristiwa tersebut.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
Kejadian ini bukan sekali terjadi. Karena itu politisi Golkar ini mengingatkan perlunya memperketat penggunaan senjata api oleh aparat hukum. Diperlukan tes kejiwaan yang lebih mendalam untuk anggota TNI dan Polri yang memegang senjata api.
"Ada beberapa kasus misalnya polisi nembak istrinya ada yang bunuh diri yang megang senjata. Ini harus diawasi dalam segi kejiwaannya. Terutama senjata api harus ada tes kejiwaan yang ketat. Itu bahaya sekali. Beli pakai uang negara malah membunuh negara," tuturnya.
Disinggung soal penanganan terhadap pelaku, dia menyerahkan sepenuhnya pada pengadilan militer. Mahyudin berharap peradilan militer bisa terbuka jika korbannya warga sipil.
"Kalau polisi dan tentara di pengadilan militer. Kalau saya kira kita ikuti aturan saja yang dihukum bukan karena korban tapi pelakunya militer ya berarti pengadilan militer. Kalau bisa pengadilan itu bersifat terbuka, publik harus tahu," ucapnya.