Nafsu terbang besar tapi kurang tenaga, penyebab maskapai delay
Jumlah maskapainya belum menyanggupi tapi dipaksakan.
Sudah bukan rahasia lagi jika keterlambatan pemberangkatan kerap terjadi dalam industri penerbangan. Beragam alasan keterlambatan atau delay dilontarkan si maskapai untuk para calon penumpang. Jika terlambat lantaran faktor cuaca mungkin masih bisa dimaklumi, namun bagaimana jika disebabkan kesalahan dari manusianya.
Pengamat dunia penerbangan, Jhon Brata menilai delay yang terjadi lantaran nafsu sejumlah maskapai penerbangan dalam meraup keuntungan.
"Nafsu (untuk terbang) besar tapi tenaga kurang. Pesawat kalau mau untung yah terbang 24 jam. Tapi sebenarnya jumlah maskapainya belum menyanggupi tapi dipaksakan. Kalau satu pesawat delay di Surabaya pesawat yang lainnya juga akan delay," ujar Jhon dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (28/11).
Selain itu, lanjut Jhon, banyak maskapai dalam negeri yang belum mampu mengantisipasi majunya industri penerbangan internasional. Sehingga masih banyaknya kasus kasus maskapai yang molor untuk terbang.
"Delay itu suatu hal yang biasa sebenarnya. Namun hal tersebut dikarenakan untuk pengecekan kesiapan pesawat. Jadi di saat take off jam 10 bukan berarti penumpang bisa datang jam 10. Jam 10 itu pemeriksaan berat bagasi misalnya biar bisa di cek berat angkut pesawat," tuturnya.
Dia menyebut setidaknya ada tiga hal yang membuat keterlambatan pesawat untuk terbang. Pertama faktor cuaca, dia mengatakan faktor utama keterlambatan pesawat yang tidak bisa dibantah lagi adalah cuaca. Selain itu cuaca yang sulit di prediksi membuat pesawat menghadapi delay.
"Kita tidak bisa melawan alam, kalo cuaca udah ngomong ya sudah" ujarnya.
Kedua yakni faktor dari penumpang itu sendiri. Masih banyak penumpang yang memahami waktu take off atau lepas landas.
"Misalnya jadwal take off jam 10 bukan berarti penumpang masih bisa masuk ke pesawat jam 10. Jam 10 itu pengecekan keseluruhan pesawat, mulai dari bagasi, seat penumpang," bebernya.
Ketiga, lanjut Jhon, adalah perusahaan maskapai itu sendiri. Banyak maskapai maskapai pesawat yang masih nakal untuk memaksa jam terbang sedangkan kemampuan mereka belum mampu.
"Ya ini tadi saya bilang perusahaan juga mau untung banyak. Saya kira janganlah perusahaan selalu memikirkan untuk mendapatkan untung banyak terus," tuturnya.
Jhon menambahkan, seyogyanya tidak ada pilot mana pun yang menginginkan adanya keterlambatan penerbangan pesawat.
"Kalau Pilot maunya on time procedure. One hour sebelum penerbangan dia sudah masuk (kokpit) untuk check control room, dengan ATR semuanya di check," tandasnya.