Nasaruddin Umar Jelaskan Masjid Istiqlal Dirancang Arsitek Kristen, Paus Fransiskus Kagum
Masjid Istiqlal sendiri dibangun pada 1961 dan dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban yang merupakan penganut Kristen Protestan.
Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pun memperkenalkan tentang masjid tersebut, termasuk meninjau bersama terowongan silaturahmi yang menghubungkan dengan Gereja Katedral Jakarta.
Dia mengulas, Masjid Istiqlal sendiri dibangun pada 1961 dan dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban yang merupakan penganut Kristen Protestan. Selama ini, Masjid Istiqlal tidak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah umat Islam semata.
- Paus Fransiskus Kunjungi Terowongan Silaturahim: Tanda Gelap Kita Lawan dengan Persaudaraan
- Paus Fransiskus: Saya Bahagia Bisa Berada di Masjid Istiqlal
- Paus Fransiskus Kunjungi Masjid Istiqlal, Disambut Jusuf Kalla hingga Nasarudin Umar
- Mengenal Friedrich Silaban, Sosok di Balik Berdiri Megahnya Masjid Istiqlal Jakarta
"Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam, tapi juga rumah kemanusiaan. Siapapun boleh masuk dan mendapatkan manfaat dari Masjid Istiqlal, tentu saja dengan ketentuan adat istiadat Masjid Istiqlal," jelas dia di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (5/9).
Nasaruddin mengatakan, umat manusia dan beragama di dunia sebetulnya mendambakan kehidupan damai dan harmonis. Namun pada kenyataannya, di berbagai belahan dunia masih mengalami konflik yang dipicu berbagai hal.
"Oleh karena itu, pertemuan dan dialog para tokoh agama hari ini sangat penting demi menyelesaikan persoalan kemanusiaan dan ancaman kerusakan lingkungan," tutur Nasaruddin.
Paus Fransiskus mengaku kagum dengan Masjid Istiqlal yang dirancang penganut Kristen Protestan. Menurutnya, Masjid Istiqal menjadi bukti Indonesia hidup dalam damai meski memiliki beragam agama.
"Saya mengenang dengan senang hati bahwa masjid ini dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban seorang kristen yang memenangkan sayembara desain," kata Paus Fransiskus.
Saat awal tiba di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus sendiri sempat meninjau Terowongan Silaturahmi sepanjang 38,3 meter, lebar 4,1 meter, dan tinggi 3 meter, yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. Dia pun memberikan sepatah kata saat melihat terowongan tersebut.
"Saya berdoa kepala Allah sang pencipta segala sesuatu, agar Ia memberkati semua mereka yang melewati terowongan ini dalam semangat persahabatan, kerukunan, dan persaudaraan," ungkap Paus Fransiskus.
Sebagai masyarakat beriman, kata Paus Fransiskus, tentunya memiliki tradisi keagamaan yang berbeda-beda. Namun begitu, ada tugas yang harus dilakukan bersama.
"Membantu semua orang melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang. Dengan demikian di akhir perjalanan kita akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita seorang saudara seorang saudari yang dengannya kita dapat berbagi kehidupan yang saling mendukung satu sama lain," katanya.
Paus Fransiskus berharap, semua pihak dapat semakin terbuka untuk berdialog, khususnya antarumat agama.
"Dan semoga menjadi simbol kehidupan bersama yang damai yang mencirikan Indonesia," ujar Paus Fransiskus.