Nasib tragis Elsa, disiksa & dibuang di Palembang oleh pamannya
Elsa yang tinggal bersama pamannya kerap kali mendapatkan perlakuan kasar.
Kekerasan terhadap anak kian marak terjadi di negeri ini. Anak-anak yang harusnya mendapat perhatian dan kasih sayang malah terbalik disiksa dan diterlantarkan. Bahkan yang lebih menjengkelkan ketika pelakunya adalah keluarga sendiri atau orangtua.
Hal ini pun terjadi kepada bocah malang bernama Elsa (12). Elsa yang tinggal bersama pamannya kerap kali mendapatkan perlakuan kasar bahkan hingga usianya 12 tahun dia tidak pernah mengenyam pendidikan. Yang lebih mencengangkan lagi bocah tak berdosa ini dibuang ke Palembang oleh pamannya sendiri.
Bagaimana nasib tragis Elsa yang disiksa dan dibuang pamannya? Berikut kisahnya:
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa itu pelangi? Pelangi merupakan sebuah fenomena alam yang terlihat begitu indah dan ajaib. Dengan dicirikan memiliki tujuh warna yang berbeda, pelangi mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Elsa, bocah 12 tahun asal Jakarta dibuang paman di Palembang
Nasib malang dialami Elsa, bocah asal Jakarta terlantar di Palembang. Ternyata, Elsa yang baru berusia 12 tahun itu dibuang pamannya yang tinggal di Jalan Haji Ipin, Blok A, Nomor 95, Pondok Labu, Jakarta Selatan, dua minggu silam.
Elsa mengaku dipaksa oleh pamannya yang diketahui bernama Rahman, pergi ke Palembang untuk menemui kedua orangtuanya. Namun, sang paman tidak memberikan alamat yang jelas atau petunjuk tentang tempat tinggal orangtuanya.
"Saya dibawa pakai mobil travel ke Palembang. Kata paman, orangtua saya tinggal di sini (Palembang), tapi tidak tahu di mana," ungkap Elsa kepada merdeka.com, Rabu (17/12).
Dia bercerita, selama tinggal di Jakarta, Elsa tidak pernah bertemu dengan orangtuanya. Elsa hanya diberitahu bahwa nama ayahnya bernama Abastari dan Ibunya Rumayah. "Sejak kecil tinggal di sana (di rumah pamannya di Jakarta)," ujarnya.
Sebelum dibuang, sejak umur 5 tahun Elsa kerap disiksa pamannya
Aksi pembuangan yang dilakukan Rahman warga Jakarta terhadap keponakannya sendiri bernama Elsa (12) ke Palembang diduga merupakan puncak perilaku buruk yang dia lakukan selama ini. Sebab, selama tinggal di Jakarta, Rahman kerap menyiksa keponakannya itu.
Hal ini didapat dari pengakuan Elsa saat ditemui merdeka.com, Rabu (17/12). Menurut dia, perlakuan kasar itu sudah dia alami sejak berusia lima tahun. Penyiksaan itu terjadi ketika istri pamannya tidak berada di rumah.
"Kalau bibi baik. Tapi paman yang sering mukul, kadang pake tangan, kadang pakai kayu, gayung. Nggak tahu alasannya," ungkap Elsa.
Meski kerap disiksa, Elsa mengaku masih betah tinggal bersama pamannya. Sebab, dia bingung harus pergi ke mana jika kabur dari rumah itu.
"Dibetahin saja. Kan orangtua nggak tahu di mana. Lagian, bibi masih sayang saya aku," kata dia.
Perlakuan kasar terakhir dia alami ketika dipaksa pergi ke Palembang dua pekan lalu. Saat itu, Elsa enggan menuruti kemauan pamannya lantaran tidak tahu tempat tinggal orangtuanya.
"Karena nggak mau, tanganku disilet tiga kali. Di lengan kiri. Barulah dia paksa masuk ke mobil. Habis itu dia pergi," kata Elsa.
Tak hanya disiksa, Elsa juga tak pernah disekolahkan pamannya
Tak hanya kerap mendapatkan penyiksaan fisik, Elsa (12) juga tidak mendapatkan hak-hak pribadinya. Sebab, selama tinggal bersama pamannya di Jalan Haji Ipin, Blok A, Nomor 95, Pondok Labu, Jakarta Selatan, dia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
Elsa merupakan bocah yang dibuang ke Palembang oleh pamannya bernama Rahman, dua pekan lalu. Elsa kemudian diasuh Sunarti (33) warga Palembang.
Dengan lirih, Elsa mengaku iri dengan teman-teman sebayanya yang bisa sekolah. Namun, niatnya itu hanya bisa dipendam sebab tidak diperbolehkan oleh pamannya.
"Tidak pernah sekolah. Cuma tinggal di rumah aja," ungkap Elsa, Rabu (17/12).
Meski tidak duduk di bangku sekolah, Elsa bertekad tetap bisa membaca dan menulis. Untuk mencapai tujuannya itu, dia minta diajari oleh bibi atau teman tetangganya.
"Bisa sedikit-sedikit. Lumayan dari pada nggak bisa sama sekali," kata dia.
Beruntung, Elsa diasuh oleh Sunarti warga Palembang
Nasib beruntung masih sedikit berpihaknya kepadanya. Setelah turun dari mobil travel di kawasan Alang-alang Lebar, Palembang, Elsa yang kebingungan akhirnya diselamatkan seorang ibu rumah tangga bernama Sunarti (33), warga Jalan Srijaya, Kelurahan Srijaya Negara, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang.
Karena kasihan, Sunarti mengurus anak itu di rumahnya sebelum melapor ke Polda Sumsel, Selasa (16/12) kemarin.
Sementara itu, Sunarti mengaku meski sudah melapor ke polisi, dia siap menerima kehadiran Elsa dan menampungnya. Sunarti juga berencana menyekolahkan Elsa.
"Saya lapor ke polisi takut ada apa-apa atau ada keluarganya yang mencari. Tapi sebetulnya saya siap mengasuhnya," kata dia.
Dia mengatakan, selama tinggal di rumahnya, Elsa merasa betah. Saking betahnya, Elsa enggan dibawa pulang ke Jakarta menemui pamannya. "Dia (Elsa) bilang sendiri mau tinggal sama saya. Tapi, saya tunggu dari keluarganya dulu," ujarnya.
Sunarti juga berencana akan memasukkan Elsa ke sekolah jika Elsa bulat mau tinggal bersamanya. Selain kasihan, Sunarti kagum kecerdasan anak berambut ikal itu meski tidak pernah sekolah.
"Walaupun umurnya sudah 12 tahun, saya usahakan dia (Elsa) bisa sekolah. Lagian, anaknya juga cerdas," tukasnya.