Nelayan di Pangandaran Meninggal Tersambar Petir di Tengah Laut
Seorang nelayan berinisial I (39), di Pangandaran, Jawa Barat meninggal dunia di tengah lautan. Dia meregang nyawa tersambar petir di atas perahu saat mencari ikan di kawasan perairan Batu Hiu.
Seorang nelayan berinisial I (39), di Pangandaran, Jawa Barat meninggal dunia di tengah lautan. Dia meregang nyawa tersambar petir di atas perahu saat mencari ikan di kawasan perairan Batu Hiu.
Kepala Satuan Polisi Air dan Udara Polres Pangandaran, AKP Sugianto mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Jumat (27/1). Korban merupakan warga Dusun Bojongsalawe, Desa Karangjaladri, Kecamatan Pangandaran.
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Apa yang menjadi bentuk perhatian pemerintah untuk nelayan Tarakan? Hal itu menjadi salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk profesi tersebut. "Kalau orang bicara nelayan itu pekerjaan tantangan, riskan bahaya. Kalau badai kita hanya mengandalkan kapal saja. Kemudian hasil. Kalau di tarakan alhamdulillah tarakan selalu dorong berikan perlindungan sosial nelayan, karenan salah satu rentan bahaya dan musibah," ujar Rustan dari Kesatuan Nelayan Tradisional Tarakan.
-
Kapan Ndalem Yudanegara dibangun? Bangunan itu dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwana VII, tepatnya antara tahun 1877-1921.
-
Kenapa "Gerbang Neraka" disebut demikian? Julukan "gerbang neraka" disematkan warga lokal karena ngerinya sejarah tempat ini.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Bantuan apa yang diberikan Dinas Perikanan Kutai Timur kepada nelayan di Teluk Pandan? Kebagian Dana Karbon, Dinas Perikanan Kutai Timur Bagikan Mesin Kapal Kebagian dana insentif karbon pada program Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPFCF) dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Dinas Perikanan Kabupaten Kutai Timur memberikan bantuan berupa mesin ketinting kepada kelompok nelayan di Kecamatan Teluk Pandan.
"Awalnya korban ini diketahui berangkat melaut bersama rekannya dari Pelabuhan Bojongsalawe sore kemarin. Saat sampai di lokasi kejadian, korban langsung mencari ikan, namun tiba-tiba petir menyambar perahu mereka," kata Sugiarto kepada wartawan, Sabtu (28/1).
Sugiarto mengatakan, kondisi cuaca di wilayah tersebut hujan lebat disertai petir pada saat kejadian tersebut. Sambaran petir mengakibatkan perahu digunakan kedua nelayan retak.
Korban sedang Istirahat
Sugiarto menambahkan, rekan korban saat itu tidak menyangka I meninggal dunia akibat sambaran petir. Rekan korban saat itu memilih menstabilkan perahu usai tersambar petir.
"Namun ketika rekannya melihat I, ternyata posisinya dalam kondisi tergeletak, dan saat dicek ternyata sudah meninggal dunia," ujar dia.
Mengetahui I meninggal dunia, rekan korban menghentikan kegiatan mencari ikan dan memilih mengarahkan perahu kembali ke Pelabuhan Bojongsalawe. Jenazah korban saat itu langsung dievakuasi warga ke rumah duka.
Sementara itu, Sugiarto yang merupakan Ketua Rukun Nelayan Bojongsalawe menyebutkan bahwa dari informasi yang diterimanya, perahu digunakan korban tersambar petir ketika baru saja menurunkan jangkar.
"Karena ketika itu sedang hujan lebat, mereka istirahat sejenak di dalam saung perahu. Saat sedang istirahat langsung tersambar petir dan petirnya tembus ke dalam saung sampai bawah," ujar dia.
Dia menyebut I meninggal dunia usai tersambar petir. “Untuk rekannya yang selamat langsung mengarahkan perahu ke daratan. Saat ini kondisi rekan korban masih trauma,” pungkasnya.
(mdk/gil)