Ngantor di Desa, Bupati Ipuk Temui Guru dan Siswa Cegah Kekerasan Anak
Pemkab Banyuwangi terus berupaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah.
Pemkab Banyuwangi terus berupaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah. Untuk memastikan berbagai jenis kekerasan tak terjadi, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menemui para siswa dan kepala sekolah SD-SMP se-Kecamatan Sempu.
Ipuk menemui para siswa bersama para guru bimbingan konseling saat program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Rabu (22/2/2023). Ipuk bersama dinas terkait memberi edukasi dan pemahaman kepada para siswa yang hadir.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Kenapa KIK Pecel Rawon penting bagi Banyuwangi? “Alhamdulillah, satu persatu kita berhasil menginventarisir warisan kekayaan tradisional kita. Kali ini pecel rawon sudah sah diakui berasal dari Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana KAL Sembulungan memperkuat Lanal Banyuwangi? “KAL Sembulungan ini akan memperkuat Lanal Banyuwangi untuk melaksanakan operasi penegakan hukum dan keamanan di laut di Banyuwangi,” ujar Danlantamal V usai serah-terima KAL Sembulungan di dermaga Tanjung Wangi, Kecamatan Kalipuro, Selasa (2/4/2024).
Pemahaman meliputi jenis-jenis kekerasan terhadap anak diajarkan di sana, mulai dari perundungan hingga pelecehan seksual. Dengan edukasi dan pemahaman secara utuh, para siswa diharapkan mampu menghindari segala macam jenis kekerasan anak.
"Kita semua berusaha agar tidak terjadi kekerasan kepada anak-anak. Tidak boleh lagi terjadi hal seperti itu," kata Ipuk di SDN 5 Jambewangi.
Dalam kekerasan, para anak tak hanya berpotensi menjadi korban. Mereka juga bisa menjadi pelaku. Misalnya dalam kasus perundungan sesama teman.
Maka dari itu, Ipuk meminta para siswa menjauhi hal-hal negatif mulai saat ini. Para siswa juga harus aktif melaporkan apabila mengalami atau mengetahui adanya kekerasan anak.
Langkah proaktif itu penting agar kasus kekerasan bisa dicegah sejak awal. Sehingga dampak dan risikonya bisa diminimalisir sejak dini.
"Kalau kekerasan terhadap anak bisa dicegah, ayo dicegah. Kalau tidak bisa, mari melaporkan," sambungnya.
Kepada para siswa, Ipuk juga meminta agar mereka memupuk persahabatan antarsesama kawan. Persahabatan akan menjadi pemupuk persaudaraan dan menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain.
Dengan modal itulah perundungan dan kekerasan anak lainnya bisa dikikis dan pudar di Banyuwangi.
Selain siswa, Ipuk juga menemui para kepala SD-SMP se-Kecamatan Sempu. Ipuk berpesan agar sekolah mengoptimalkan peran bimbingan konseling (BK).
"Saya titip anak-anak di Banyuwangi. Jika ada hal-hal yang dilihat dari tingkah laku siswa yang aneh, lakukan bimbingan konseling. Perkuat lagi BK. Tidak perlu ruangan bagus. Yang penting anak-anak nyaman," kata Ipuk.
Selain itu, ia juga meminta agar para kepala sekolah turut memperhatikan para guru dan tenaga pendidik yang ada di lembaga masing-masing.
Itu karena risiko kekerasan terhadap anak tak hanya muncul dari sesama anak. Tapi juga bisa tercetus dari para tenaga pendidik.
Selanjutnya, kepala sekolah juga diminta mendetailkan program-program pencegahan kekerasan anak di lembaga masing-masing.
"Saya butuh sekali dukungan dari berbagai pihak agar lebih detail lagi membuat kebijakan. Termasuk melibatkan para guru agar lebih perhatian kepada para siswa," tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno mengatakan, pihaknya juga akan menguatkan satuan tugas (Satgas) anti kekerasan di sekolah.
Bukan hanya perundungan dan pelecehan seksual, satgas itu juga bekerja untuk meminimalisir risiko masalah intoleransi.
"Satgas ini melibatkan jajaran SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan Forkopimda," kata Suratno.
Langkah pencegahan lainnya, Dinas Pendidikan akan menambah dan mengubah pola pelatihan rutin bagi para guru dan tenaga kependidikan.
Materi yang diberikan kepada mereka ke depannya, lanjut Suratno, tak hanya soal pengembangan dunia pendidikan saja.
"Tapi akan kami kuatkan juga melalui materi-materi yang berkaitan dengan risiko perundungan atau kekerasan, pelecehan seksual, dan intoleransi," lanjutnya.
Olla Delia, siswa kelas VIII SMP Sultan Agung Sempu mengatakan, banyak ilmu baru yang didapat soal kekerasan anak dalam kegiatan itu.
Sejak awal, Olla mengenal kekerasan anak melalui internet. Namun, hal-hal yang ia pahami belum mendetail.
"Sekarang tahu kalau bullying juga termasuk kekerasan. Dari awal memang tidak setuju dengan hal-hal seperti itu," tambah Olla.
(mdk/hrs)