Operasi SAR 17 Kapal Tenggelam di Kalbar Dihentikan, TNI AL Lanjutkan Pemantauan
Tim SAR Gabungan Basarnas dan TNI AL resmi menghentikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap puluhan nelayan dan anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban tenggelamnya 17 Kapal Motor dan 1 Tongkang, di Perairan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Tim SAR Gabungan Basarnas dan TNI AL resmi menghentikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap puluhan nelayan dan anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban tenggelamnya 17 Kapal Motor dan 1 Tongkang, di Perairan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Penghentian pencarian diumumkan secara resmi oleh Kakansar Pontianak, Yopi Haryadi selaku SAR Mission Coordinator (SMC) di Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, Jumat (23/7).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Dengan mempertimbangkan data dari BMKG yang memperkirakan potensi buruk dengan ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter. Selain itu faktor lokasi koordinat kapal-kapal yang tenggelam tidak diketahui, sebabkan luas area pencarian tidak dapat ditentukan atau diperkirakan secara pasti," terang Yopi.
Setelah resmi dihentikan, Yopi menyampaikan untuk langkah operasi selanjutnya bersifat pemantauan yang dilakukan TNI AL untuk mendapati perkembangan situasi di lapangan yang nanti akan ditindaklanjuti.
"Sehingga kelanjutannya adalah bersifat pemantauan dengan mengharapkan informasi terkait perkembangan situasi," sebutnya.
Senada dengan itu, Panglima Komando Armada I Laksda TNI Abdul Rasyid K, menyampaikan keprihatinan dan rasa duka cita yang mendalam kepada para keluarga korban musibah tenggelamnyan kapal-kapal nelayan di perairan Kalimantan Barat.
"Tentu kami sangat prihatin dan berbela sungkawa atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita para nelayan di perairan Kalbar," ungkapnya.
Lebih lanjut Pangkoarmada I mengatakan bahwa sejak mendapatkan informasi adanya musibah tersebut, TNI AL telah mengerahkan personel dan alutsista yang dikoordinir oleh Danlantamal XII Pontianak Brigjen TNI Marinir Andi Rukman untuk bersama-sama potensi SAR lainnya mendukung tugas Basarnas dalam operasi SAR.
“Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan mengerahkan 2 Kapal Perang, 2 pesawat udara TNI AL, 2 KAL dan ratusan personel tim SAR Lantamal XII untuk mencari dan menemukan para korban," ujarnya.
"Kendati demikian, TNI Angkatan Laut akan tetap melakukan pemantauan secara aktif melalui kapal perang unsur gelar yang melaksanakan tugas operasi penegakkan kedaulatan dan patroli keamanan laut di wilayah Laut Natuna dan ALKI I," tambahnya.
Abdul mengatakan apabila dari hasil pemantauan ditemukan penemuan yang berkaitan dengan kejadian kemarin maka akan dilakukan tindakan sesuai kebutuhan dengan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini Basarnas.
Untuk diketahui, Operasi SAR ini sendiri telah digelar sejak terjadinya cuaca buruk di Laut Natuna Selatan hingga Perairan Kepulauan Karimata pada Rabu (13/7) dan Kamis (14/7) pekan lalu.
Musibah tersebut mengakibatkan 17 kapal terdiri dari 14 kapal nelayan, 2 Tugboat dan 1 Yacht dilaporkan hilang, terdampar hingga tenggelam. Selain itu juga dilaporkan sebuah tongkang tanpa pengawak hanyut.
Data terakhir yang dihimpun dari Posko SAR di Pontianak mencatat, hingga saat ini total anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban musibah tersebut, sebanyak 138 orang, 83 orang telah ditemukan dalam keadaan selamat, 24 orang meninggal dunia, dan 31 orang belum ditemukan.
Sedangkan terhadap kapalnya, diketahui bahwa 2 Tugboat, sebuah Tongkang dan sebuah Yacht telah ditemukan selamat. Sementara 14 kapal dan perahu nelayan sebagian ditemukan dalam kondisi terbalik, kandas/terdampar dan sebagian lagi tidak ditemukan.
Baca juga:
Tim Penyelam Diterjunkan Cari Puluhan Nelayan Tenggelam di Perairan Kalbar
SAR Gabungan Kembali Temukan 2 Jenazah Korban Kapal Tenggelam di Perairan Kalbar
Tim SAR Fokus Cari Korban 17 Kapal Tenggelam di Pontianak ke Arah Utara
Pencarian 17 Korban Kapal Tenggelam di Perairan Kalbar Diperpanjang hingga 23 Juli
Pencarian Korban Kapal Nelayan Tenggelam di Kalimantan Terkendala Air Keruh
Hari ke-7 SAR 17 Kapal Hilang di Kalbar: 83 Selamat, 31 Meninggal dan 34 Masih Hilang