Panglima TNI ingin 5 tentara di dalam kapal yang melintas Filipina
Langkah ini untuk memastikan keamanan perjalanan bagi kapal-kapal yang melintasi wilayah perairan rawan perompak.
Sejak Maret 2016, sudah empat kali terjadi penculikan dan penyanderaan anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia di perairan perbatasan Indonesia-Filipina. Kelompok bersenjata Filipina selalu menuntut uang tebusan pada tiga penyanderaan pertama. Sementara penyanderaan terakhir belum menuntut uang tebusan.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo gerah dengan aksi kelompok bersenjata menyandera WNI. Di sisi lain, pemerintah sudah mengingatkan perusahaan agar kapal-kapal mereka tidak melalui jalur rawan perompak.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
Jenderal Gatot berencana menempatkan prajuritnya di dalam kapal perusahaan yang membawa ABK WNI. Ini untuk memastikan keamanan perjalanan bagi kapal-kapal yang melintasi wilayah perairan rawan perompak di Malaysia hingga Filipina.
"Itu yang kita inginkan, bisa 4-5 prajurit dalam satu kapal," ujar Jenderal Gatot usai mengikuti rapat di kantor Kementerian koordinator bidang Polhukam, Jakarta, Senin (11/7).
Tidak hanya itu, Panglima TNI mendesak pemberlakuan kerja sama pertahanan antara pemerintah Indonesia, Filipina, dan Malaysia melalui patroli bersama (joint patrol), penempatan prajurit di dalam kapal, dan izin operasi militer bagi pasukan TNI untuk membebaskan sandera di wilayah Filipina.
Jenderal Gatot menuturkan, pemerintah Filipina sudah memberi sinyal positif peluang kerja sama itu. Sesuai pembicaraan antar menteri pertahanan kedua negara pada Juni lalu. Tapi hingga kini belum diputuskan secara tertulis.
"Lampu hijau sudah, tetapi nanti hitam di atas putih biar Menhan yang menentukan," tegasnya.
Untuk diketahui, pada Sabtu (9/7) kapal pukat tunda LLD113/5/F berbendera Malaysia disergap kelompok bersenjata di sekitar perairan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu, Malaysia. Dari tujuh ABK yang ada di kapal itu, tiga orang diantaranya adalah WNI diculik dan kini disandera di wilayah Filipina bagian Selatan.
Penyanderaan ini menambah jumlah WNI disekap kelompok bersenjata Filipina setelah sebelumnya pada 20 Juni, tujuh WNI ABK Kapal Tugboat Charles 001 dan Kapal Tongkang Robby 152 disandera kelompok bersenjata dan hingga kini belum dibebaskan.
(mdk/noe)