Pantangan-pantangan dalam tradisi masyarakat Indonesia
Meski zaman sudah modern, sebagian masyarakat Jawa mengindahkan larangan-larangan tersebut.
Perawan jangan duduk di tengah puntu, atau jangan menyapu di malam hari, mungkin dua larangan itu kerap kita dengar di kalangan masyarakat Jawa. Tidak jelas apa maksud larangan tersebut, namun nyatanya sebagian masyarakat Jawa mengindahkan larangan-larangan tersebut.
Kenapa hal-hal tersebut di atas dilarang? Orang Jawa menyebutnya 'Ora Elok'. Ora Elok merupakan istilah Bahasa Jawa yang berarti tidak baik, tidak bagus, tidak etis dan arti lainnya yang berisi larangan.
Ungakapan 'Ora Elok' pada masyarakat Jawa merupakan suatu tradisi atau budaya yang unik dan masih berkembang sampai saat ini.
Ungkapan tersebut dimaksudkan agar seseorang tidak melakukan perbuatan yang tidak sopan atau melanggar unggah-ungguh. Unggah-ungguh dalam masyarakat Jawa merupakan aturan kesopanan yang tidak tertulis tetapi dipegang sangat kuat.
Bagi orang Jawa, khususnya orang tua, ungkapan 'Ora Elok' menjadi salah satu ungkapan yang digunakan untuk mengingatkan sesuatu hal kepada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Kalimat-kalimat yang mengikuti ungkapan 'Ora Elok' mengandung nasihat-nasihat berisi pelajaran unggah-ungguh, etika, atau budi pekerti.
Ungkapan 'Ora Elok' dalam Bahasa Jawa beragam macamnya. Seperti 'Ora elok nglungguhi bantal, engko wudunen' (Tidak baik menduduki bantal, nanti bisa bisulan), 'Ora elok dolanan beras, engko tangane kithing' (Tidak baik bermain beras, nanti jari tangannya bertumpang tindih). Kemudian 'Ora elok perawan lungguh ngadek neng ngarep lawang, mengko iso dadi perawan tuwa (Tidak baik anak gadis duduk atau berdiri di tengah pintu, nanti bisa jadi perawan tua), 'Ora elok ngidoni sumur, mengko lambene guwing (Tidak baik meludahi sumur, nanti bibirnya sumbing), dan masih banyak lagi istilah 'Ora Elok' lainnya.
Setiap orang Jawa yang 'njawani' pun akan menahan diri sebelum melangkah atau melakukan kegiatan. Sebab, banyak sekali pantangan-pantangan orang Jawa yang menjadi paugeran atau aturan terhadap beragam hal.
Pantangan yang dimaksud, tidak lain bertujuan agar anak-anaknya dan keluarganya menjunjung tinggi etika atau sopan santun. Pantangan tersebut umumnya diungkapkan dengan tambahan kata 'Ora elok' dan tidak dijelaskan secaa detail alasannya. Apalagi hal tersebut sudah merupakan tradisi budaya yang turun temurun.
Pantangan-pantangan tersebut, ada pesan moral yang ingin disampaikan. Apalagi orang Jawa identik dengan sanepan atau ibarat bila ada hal yang dimaksud. Tidak langsung pada pokok dan inti permasalahannya.
Seperti halnya orang hamil, dalam adat Jawa ada istilah ngapati (3 bulan 10 hari atau empat bulan), tingkeban 6 bulan menuju 7 bulan dan lain sebagainya. Ada juga istilah mitoni, 7 bulan setelah bayi lahir diadakan selamatan dan dimandiin di sungai.
Tak cuma di masyarakat Jawa, pantangan-pantangan atau hal tabu yang dilarang dilakukan juga berlaku bagi masyarakat suku lain, semisal Sunda. Merdeka.com kali ini akan mengangkat tematik terkait hal ini. Selamat membaca.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan Muhibah Budaya dalam rangkaian Banyuwangi Ethno Carnival digelar? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Apa makna budaya dari bubur candil bagi masyarakat Indonesia? Bubur candil memiliki makna budaya yang dalam dalam masyarakat Indonesia. Selain sebagai hidangan penutup yang lezat, bubur candil juga memiliki makna filosofis yang melambangkan harmonisasi kehidupan yang berbeda.
-
Apa yang ditampilkan di Imah Saba Budaya Baduy? Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy. Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
Baca juga:
Di Jawa ada 'Ora Elok', di Sunda ada 'Pamali'
Orang Jawa jangan coba-coba lakukan hal ini!
Orang Sunda jangan lakukan hal ini, pamali!
Bupati Dedi ingin bahasa sunda jadi bahasa pergaulan
Melihat tradisi Nyakan Diwang, masak di pinggir jalan Buleleng
Di 6 lokasi ini, wanita yang punya kuasa
Di Rote Ndao, warga yang pindah rumah dikawal pasukan kuda massal