Pasca banjir bandang di Subang, rumah warga mulai diperbaiki
Tim juga berusaha melakukan normalisasi Sungai Ciponali.
Pasca banjir bandang yang menerjang Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (22/5), tim gabungan dari TNI, Polri, Tagana, Satpol PP, Palang Merah Indonesia dan relawan lainnya fokus pada perbaikan rumah warga yang rusak.
Akibat banjir bandang dampaknya sangat luar biasa. Rumah rusak akibat terjangan banjir bandang mencapai lebih dari 36 unit. Enam di antaranya rata dengan tanah.
"Selain merehabilitasi rumah warga, kami juga sedang menormalisasi Sungai Ciponali," kata Camat Cisalak, Wahyu Suryana, Rabu (25/5).
Dikatakan Wahyu, Pemkab Subang menetapkan masa tanggap darurat berlangsung tiga hari. Saat ini kerugian materilnya masih dihitung. Korban jiwa akibat kejadian itu mencapai lima orang. Selain rumah, kerugian materil disebabkan banyaknya areal sawah tertutup tanah.
-
Siapa yang mengibarkan bendera raksasa di Subang? Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Apa yang dilakukan Bupati Subang saat mengibarkan bendera? Bupati Subang Rela Bergelantungan saat Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa, Beri Pesan Ini ke Anak Muda Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Bagaimana Bupati Subang mengibarkan bendera? Ia diketahui mengamankan diri menggunakan tali khusus pemanjat tebing dengan keamanan yang tinggi.
-
Apa yang dimaksud dengan Subak? Ternyata, Subak bukan sekadar nama tempat, melainkan metode pengairan di wilayah tersebut. Menurut Wikipedia, Subak merupakan kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang sepakat mengelola sistem pengairan sawah.
-
Di mana Bupati Subang mengibarkan bendera raksasa? Aksi dilakukan di kawasan Bukit Teras Pass, Jalur Bukanagara.
-
Di mana tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilakukan? Untuk tahun ini, kegiatan utamanya yakni merawat mata air dengan menanam pohon di sekitar Kaki Gunung Sunda, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Subang.
"Kerugian materilnya diprediksi sampai miliaran rupiah," ujar Wahyu.
Menurut Wahyu, saat ini masyarakat masih terpukul karena kejadian banjir bandang itu. Dia mengatakan, banjir bandang ini merupakan yang pertama kali terjadi di Desa Sukakerti.