Pasien Covid-19 Melonjak, Sejumlah Rumah Sakit di Surabaya Tutup IGD
Sejumlah rumah sakit (RS) di Jawa Timur telah menutup sementara Instalasi Gawat Darurat (IGD). Langkah ini dipicu lonjakan pasien Covid-19 yang menyebabkan fasilitas rumah sakit penuh.
Sejumlah rumah sakit (RS) di Jawa Timur telah menutup sementara Instalasi Gawat Darurat (IGD). Langkah ini dipicu lonjakan pasien Covid-19 yang menyebabkan fasilitas rumah sakit penuh.
Rumah sakit yang menutup sementara IGD-nya yakni: RSI Jemursari, RSI Ahmad Yani, RS Royal, RS Wiyung Sejahtera, RS PHC, RS Adi Husada Undaan Wetan, RS Adi Husada Kapasari, RS Premier, National Hospital, RS Al-Irsyad, RS Gotong Royong, RS RKZ, dan RS William Booth.
-
Kapan Rumah Sakit Pasir Junghuhn didirikan? Menurut keterangan pengelola, bangunan ini berdiri pada 1917 silam dan saat ini usianya mencapai 1 abad lebih.
-
Di mana rumah sakit yang diperintahkan untuk dikosongkan berada? Pasukan penjajah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Senin di wilayah Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza selatan, Palestina, pada Senin.
-
Dimana Rumah Sakit Pasir Junghuhn terletak? Sebuah rumah sakit bergaya Belanda masih berdiri kokoh di tengah hamparan perkebunan teh di Purbasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara rumah sakit memindahkan pasiennya? Pihak rumah sakit akhirnya terpaksa memindahkan pasiennya termasuk mereka yang sedang dirawat di ICU, bayi-bayi di inkubator ke fasilitas lain karena mereka takut terjadi pertumpahan darah di sekitar rumah sakit.
-
Kapan Rumah Apung Tambaklorok diresmikan? Rumah apung ini telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016 silam.
-
Kapan rumah peristirahatan tersebut diduga digunakan? Bangunan ini diduga pernah digunakan untuk menampung sementara pasukan Mesir kuno dan juga firaun, selama kekuasaaan Thutmose III atau dari tahun 1479 sampai 1425 SM.
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jatim Dodo Anondo membenarkan kondisi ini. Dia menyebut, RS itu menutup sementara IGD-nya secara dinamis atau dengan sistem buka-tutup, karena fasilitas rumah sakit telah sepenuhnya terpakai pasien Covid-19.
"Memang betul rumah sakit itu menutup sementara (IGD-nya). Perlu digarisbawahi menutup sementara, artinya kami sistemnya buka tutup secara dinamis," jelasnya, Senin (5/7).
Dia menyebut, lonjakan pasien Covid-19 sudah cukup tinggi. Rumah sakit sudah mulai kelabakan karena full capacity.
"Sekarang pasien di IGD itu berlebihan yang datang, semua ingin ditangani oleh RS. Karena orang-orang sering datang tanpa rujukan puskesmas, karena memang penyakit ini memang cukup cepat penularannya, dan cepat infeksinya," tegasnya.
Dia menyebut, kini sejumlah RS di Surabaya tengah mengevaluasi dan mencoba mencari cara untuk memperbaiki sistem pelayanannya. Mereka mengatur skema dengan buka-tutup sementara IGD.
"Makanya itu, kami juga sekarang situasi RS ini bertahan, betul-betul bertahan supaya tidak kolaps. Untuk itu kami ngatur, ngatur tenaga, ngatur buka-tutupnya," ujar dia,
Sementara itu, salah satu rumah sakit di Kota Pahlawan yang pertama menutup IGD-nya adalah RS Wiliiam Booth, Surabaya. Mereka menutup sementara layanan IGD per Selasa (29/6). Dilaporkan sejumlah tenaga kesehatan di RS itu terkonfirmasi positif Covid-19.
Kabar ditutupnya RS William Booth itu dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. Dia membenarkan penutupan itu lantaran sejumlah perawat terpapar virus corona.
"Iya (RS William Booth tutup) karena terpapar perawatnya," kata Febria.
Terpisah, RS Katolik St Vicentius A Paulo RKZ Surabaya juga menutup sementara layanan IGD-nya untuk pasien Covid-19. Hal itu terpaksa dilakukan imbas dari menumpuknya pasien corona.
Kepala Bidang Hospital Development and Relation RKZ Surabaya Agung K Saputra mengatakan, penutupan sudah dilakukan sejak Jumat (2/7).
"IGD RKZ yang sedang tidak terima pasien Covid-19. Selain pasien Covid-19 masih tetap menerima. Kalau pasien Covid sudah tidak bisa terima lagi," katanya.
RSI Jemursari, Surabaya, juga terpaksa me-lockdown sementara layanan IGD-nya, lantaran penuh dengan pasien Covid-19. Bahkan 50 tenaga kesehatan di RS itu juga dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Betul (IGD lockdown). Karena di dalam penuh, di IGD ada 15 (pasien) yang belum dapat tempat tidur, kasihan pasien juga kasihan pegawai kami di sana," katanya.
Baca juga:
RSUD AW Sjachranie Samarinda Bantah IGD Tutup karena Pasien Penuh
Buntut Kekurangan Oksigen di RSUP Sardjito, Anggota DPR Minta Menkes Budi Mundur
Daftar Lengkap BOR Isolasi dan ICU RS di 34 Provinsi Per 5 Juli
Bupati Cianjur Ancam Cabut Izin Rumah Sakit Menolak Pasien Covid-19
RSUD Bekasi Butuh Tambahan Tenaga Kesehatan Setelah 60 Pegawai Terpapar Covid-19