Pasien DBD di RSUD Kota Bekasi Meningkat Tajam
Pasien penderita demam berdarah di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi melonjak tajam memasuki puncak musim hujan di Januari 2019. Rumah sakit tersebut mengantisipasi lonjakan pasien penderita DBD dengan meningkatkan jumlah tempat tidur pada ruang rawat inap.
Pasien penderitaDemam Berdarah Dengeu (DBD) di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi melonjak tajam memasuki puncak musim hujan di Januari 2019. Rumah sakit tersebut mengantisipasi lonjakan pasien penderita DBD dengan meningkatkan jumlah tempat tidur pada ruang rawat inap.
Kepala Bidang Perawatan pada RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Sudirman mengatakan, berdasarkan data rumah sakit, lonjakan terjadi mulai Desember 2018 lalu. Di mana pasien penderita demam berdarah mencapai 12 orang, meningkat dibanding pada November hanya dua orang.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menangani kasus DBD? Heru menyampaikan, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menangani kasus DBD yang cenderung meningkat dengan melakukan fogging atau tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.
"Di bulan Januari jumlahnya meningkat tajam. Baru sampai tanggal 24, pasien demam berdarah sudah mencapai 88 orang," ujar Sudirman di Bekasi, Jumat (25/1).
Menurut Sudirman, penyebab meningkatnya pasien DBD diduga akibat perubahan cuaca. Kini, wilayah Kota Bekasi mulai intensitas hujan meningkat. Sehingga menimbulkan genangan-genangan yang rawan digunakan nyamuk aedes aegypti berkembang biak.
"Pencegahan di lingkungan harus ditingkatkan lagi. Program 3 M harus digalakkan untuk memberantas sarang nyamuk," ujar dia.
Dia menyebut, jumlah tempat tidur yang tersedia sekarang mencapai 550, ini bisa ditingkatkan menjadi 700. "Di IGD ada 60 tempat tidur, masih bisa ditingkatkan menjadi 70 tempat tidur," ujar Sudirman.
Peningkatan tempat tidur pada ruang rawat inap, bisa memanfaatkan kamar kelas 2 yang biasanya diiisi empat tempat tidur menjadi enam. Selain itu, sejumlah ruangan seperi selasar juga bisa diisi tempat tidur.
"Karena pasien demam berdarah tidak membutuhkan alat oksigen, jadi dimana pun bisa dirawat," ujar Sudirman.
Suwartono (36), warga Jatiasih ini hampir sepekan berada di RSUD Kota Bekasi untuk menjaga anaknya, Riza (9) yang terjangkit demam berdarah. Riza, kata dia, menyusul kakaknya Dafa (11) yang lebih dulu terserang penyakit serupa.
"Kakaknya sudah pulang, sekarang gantian adiknya. Kemungkinan digigit nyamuk di sekolah, karena di lingkungan rumah sudah difogging," kata dia.
Baca juga:
Waspada, Kasus DBD di Jakarta Meningkat Pesat
Awal Tahun, 76 Warga Purwakarta Suspect DBD
28 Pasien DBD dari Sejumlah Daerah di Jateng Dirawat RSUD Semarang
111 Warga Sragen Kena DBD, 2 Orang Meninggal dunia
Sembilan Orang Meninggal Akibat Demam Berdarah di Kediri