Pasutri di Sidoarjo Diduga Bekerja Sama Cabuli Siswi SD Penyandang Tunanetra
Saat pencabulan terjadi, istri pelaku turut memegani tangan korban.Seusai dicabuli, korban disuruh berjalan jongkok oleh terduga pelaku.
Seorang anak perempuan penyandang disabilitas mata alias tunanetra diduga dicabuli sepasang suami istri (Pasutri) di Sidoarjo, Jawa Timur. Pelaku merupakan tetangga korban.
Kuasa hukum korban, Eko Prastian dari Biro Bantuan Hukum Damar Indonesia menjelaskan, peristiwa itu terungkap dari kecurigaan ibu korban yang mendapati bercak darah pada celana dalam anaknya.
- Bawaslu Panggil Suswono Kedua Kalinya Buntut Ucapan ‘Janda Kaya Nikahi Pria Nganggur’
- Tragis! Siswi SD Ngaku Diperkosa Puluhan Orang, 10 Anak di Bawah Umur jadi Tersangka
- Pengemudi Ojol Pelaku Pencabulan Siswi SD di Kota Serang Menyerahkan Diri
- Mahasiswi di Semarang Jadi Korban Begal Payudara, Pelaku Anak di Bawah Umur
Korban awalnya tak mau bercerita saat ditanya sang ibu terkait bercak darah di celana dalamnya. Setelah dibawa ke dokter, dia akhirnya mau bercerita telah menjadi korban dugaan pencabulan sepasang suami istri.
"Terlihat ada darah di celana dalamnya. Setelah itu si anak tidak mau cerita ditanya kenapa nggak mau (cerita). Saat divisum dia bilang sakit-sakit. Nah dari situlah dia baru mau cerita," katanya, Senin (12/8).
Selain pada dokter, korban yang masih duduk di kursi Sekolah Dasar (SD) ini juga mau bercerita di depan polisi. Kepada polisi dia menjelaskan bahwa pada saat kejadian tubuhnya ditindih terlapor berinisial K.
Mirisnya, W yang merupakan istri K, disebut korban juga turut memegangi tangannya. Tidak hanya itu, seusai dicabuli, korban yang masih berusia 9 tahun itu disuruh berjalan jongkok oleh terduga pelaku.
"Korban mengaku ditindih oleh K, ditiduri, dan tangannya dipegangi Tante W (istri terduga pelaku). Terus setelah itu disuruh jalan jongkok," ujarnya menirukan cerita korban.
Sebelum dicabuli, korban memang sering dijemput kedua terduga pelaku untuk diajak bermain di rumahnya. Pasangan suami istri itu memang tak memiliki anak, sehingga perilaku mereka tak pernah membuat keluarga korban menjadi curiga. Apalagi, antara keluarga terduga pelaku dan keluarga korban sudah bertetangga selama 3 tahun.
"Bertetangga sudah 3 tahunan. Sebelumnya memang sering main ke rumah terduga pelaku. Sore (hari kejadian) mau dibawa oleh ibunya keluar tidak diperbolehkan. Tapi setelah sore istrinya terdengar pelaku ini WA bilang 'Bu anaknya ini kayaknya kecapean difoto terlihat tengkurap'," ceritanya.
Lantas, mengapa korban tak berteriak meminta tolong pada saat kejadian? Berdasarkan pengakuan korban, dia dibekap pelaku agar tidak berteriak.
Seusai dicabuli, korban diberi permen dan uang, serta dipesankan agar tak menceritakan kejadian itu ke ibunya.
"Korban dikasih uang dikasih permen dikasih uang 100 untuk beli molen tapi disuruh diam gak boleh ngomong ke mamanya. Mulutnya di-kruwes, ditutup dengan tangan supaya tidak minta tolong atau berteriak," tambahnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polresta Sidoarjo dengan bukti laporan polisi nomor LPB/402/VIII/2024/JATIM/RESTA SDA tertanggal 10 Agustus 2024.
Laporan itu turut disertai barang bukti berupa celana dalam dengan bercak darah dan sperma, serta lampiran bukti visum milik korban.
"Kami berharap agar polisi secepatnya dapat bertindak dan mengusut kasus ini," tegasnya.