PDIP Jatim Beri Perhatian Agar Industri Kerajinan Kulit Sidoarjo Tidak Redup
Beberapa pekan lalu, Kantor DPD PDIP Jawa Timur didatangi kelompok pengrajin Industri Tas dan Koper (Intako) kulit, Tanggulangin Sidoarjo.
Beberapa pekan lalu, Kantor DPD PDIP Jawa Timur didatangi kelompok pengrajin Industri Tas dan Koper (Intako) kulit, Tanggulangin Sidoarjo.
Dalam audiensi tersebut, sejumlah pengrajin di Tanggulangin menyuarakan keluhannya seperti kondisi perputaran ekonomi di sana sudah tak berjalan.
Tanggulangin yang dulu menjadi ikon perdagangan kerajinan kulit, kini berada di ujung tanduk. Di mana penjualan sepi peminat, pemasaran sulit, pun dengan mencari regenerasi pengrajin.
Belum lagi dengan persaingan pasar yang sangat cepat, hingga persoalan koperasi. Padahal dulu, Tanggulangin menjadi kebanggaan Indonesia.
Ketua DPD PDI Perjuangan, Said Abdullah, mengatakan PDI Perjuangan Jatim akan menindaklanjuti hal tersebut. Said berjanji akan berkoordinasi dengan legislator, mulai dari tingkatan Kabupaten Sidoarjo, Jatim, hingga Pusat untuk mengawal dan membedah akar permasalahannya.
Setelah itu menurut Said akan dirumuskan bersama upaya untuk menghidupkan kembali industri kerajinan kulit di Tanggulangin Sidoarjo.
“Ini kan bukan orang per orang, ini aset ikon Jawa Timur jadi redup. Harusnya pemprov punya tanggung jawab,” kata Said Abdullah.
“DPD akan membantu sampai masalahnya terurai betul. Menyelesaikan ini butuh assessment secara rinci, sambil membranding itu, membentuk mindset bahwa Tanggulangin milik bersama agar legend kembali,” ucap Said.
Mendapatkan perhatian dari DPD PDIP Jatim, Perwakilan UMKM Tanggulangin, Makhbub Junaedi, mengaku lega. Menurut Junaedi, baru PDIP partai yang merespons dan peduli dengan UMKM rakyat kecil.
"Tanggulangin itu menjadi kebanggaan Indonesia. Orang Malaysia, Singapura itu bangga melihat Tanggulangin, tapi ketika terpuruk itu tidak ada yang menengok. Baru kali ini ada sebuah partai, baru dari PDI Perjuangan yang secara langsung peduli pada situasi kondisi Tanggulangin,” kata Junaedi.
Reporter: Febrian Fachri