Pedagang di Garut Dihantui Peredaran Uang Palsu
Sejumlah pedagang di Kabupaten Garut, Jawa Barat saat ini tengah dihantui oleh peredaran uang palsu. Di antara mereka, sudah beberapa kali menerima uang palsu dari sejumlah pelanggan sehingga merugi puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Sejumlah pedagang di Kabupaten Garut, Jawa Barat saat ini tengah dihantui oleh peredaran uang palsu. Di antara mereka, sudah beberapa kali menerima uang palsu dari sejumlah pelanggan sehingga merugi puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
Saputra (39) salah seorang pedagang pulsa dan servis telepon genggam di wilayah Kecamatan Garut Kota, mengaku sempat menjadi korban peredaran uang palsu. Kejadian itu berawal saat tempatnya didatangi cukup banyak pelanggan sehingga tidak bisa mengecek satu persatu keaslian uang.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
"Saya biasanya memang cek satu persatu uang yang saya terima dari pelanggan, karena sebelumnya pernah kejadian. Pas itu memang pelanggan cukup banyak sehingga tidak bisa mengecek satu persatu uang yang diterima, langsung saya masukin saja uang ke dalam tas tempat penyimpanan uang," kata Saputra, Rabu (18/1).
Dia baru menyadari mendapat uang palsu ketika hendak memasukan uang hasil usahanya ke dompet digital miliknya. Ketika itu, beberapa lembar uang yang dibawanya disebut palsu dan tidak bisa diterima. Saat mengetahui hal tersebut, ia pun mengaku cukup kaget.
"Pas itu saya sempat langsung membandingkan uang palsu pecahan Rp50 ribu itu dengan yang asli, dan ternyata memang ada perbedaan mencolok. Kalau warnanya selintas memang sama, tapi ada yang bedanya dan memang itu palsu," ungkapnya.
Saat kembali ke tempat usahanya, ia sempat bercerita kepada pedagang lain yang lokasinya tidak jauh dari gerainya. Sebelum selesai bercerita, pedagang tersebut pun ternyata juga sempat menjadi korban peredaran uang palsu.
"Usaha teman saya ini pedagang makanan. Ternyata teman saya ini juga jadi korban, uangnya pecahan Rp100 ribu. Dia ruginya nerima uang palsu dan ngasih kembalian uang asli. Saya ruginya beberapa ratus ribu," katanya.
Pedagang lainnya, Ahmad (35) juga sempat menjadi korban peredaran uang palsu. Ia pun merugi hampir Rp1 juta karena kejadian yang terjadi pekan kemarin itu.
"Saya kan penjual HP second, baik langsung maupun online. Pas itu ada yang beli HP ke saya langsung, ngajak cod (cash on delivery) malem-malem," kata Ahmad.
Dia akhirnya bertemu dengan pembeli sambil membawa HP yang hendak dibeli. Setelah bertemu, HP diperiksa dan disetujui untuk dilakukan jual beli dengan harga yang sudah disepakati kemudian membayar dengan uang pecahan 50ribu.
Awalnya, Ahmad mengaku tidak mencurigai uang yang diterimanya palsu. "Tapi pas pulang ke rumah, saya cek lagi uangnya. Kalau dari jumlah tidak berkurang, tapi pas dilihat kok kaya ada yang beda. Pas saya cek lebih jauh ternyata uangnya palsu," ungkapnya.
Ahmad berharap agar pihak berwenang bisa menindak maraknya parktik peredaran uang palsu. Meski merugi ratusan ribu, ia menyebut bahwa itu adalah musibah baginya.
"Jangan sampai ada kejadian lagi. Kitanya para pedagang harus teliti sebelum memasukan uang ke saku atau tempat penyimpanan lainnya. Pihak terkait juga harus bergerak agar tidak ada korban. Saya saja yang matanya masih bagus, kalau yang tua lebih kasian lagi," pungkasnya.
(mdk/cob)