Pelaku memang rencanakan penyerangan rombongan siswa SMA Muhi
Pelaku memang rencanakan penyerangan rombongan siswa SMA Muhi. "Tersangka ada yang syock mengetahui korbannya meninggal dunia. Berdasarkan pengakuan mereka, sebenarnya hanya ingin menunjukkan eksistensi," tutur Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo.
Sejumlah pelajar telah ditetapkan sebagai tersangka terkait pembacokan siswa SMA Muhammadiyah I (Muhi) Yogyakarta, beberapa hari silam. Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo, penetapan tersangka dilakukan setelah melalui pemeriksaan.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan tiga kali. Mereka mengakui melakukan perbuatannya. Mereka telah memenuhi unsur untuk dijadikan tersangka," ujar Anggaito, Jumat (16/12).
Keterangan pelaku saat pemeriksaan, diakui penyerangan tersebut memang direncanakan. Awalnya, salah seorang tersangka mendapat kabar bahwa sejumlah pelajar SMA Muhi akan berwisata ke pantai pada Senin (12/12) yang lalu. Kemudian para tersangka sepakat untuk mencegat rombongan SMA Muhi.
"Tersangka ada yang syock mengetahui korbannya meninggal dunia. Berdasarkan pengakuan mereka, sebenarnya hanya ingin menunjukkan eksistensi," tutur Anggaito.
Anggaito mengungkapkan, para tersangka yang masih di bawah umur dititipkan di Rumah Tahanan Kelas IIB Bantul. Mereka dijerat dengan Pasal 80 junto pasal 76 C UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 170 dan Pasal169 KUHP tentang tindak pidana dan pengeroyokan secara terang-terangan sehingga mengakibatkan luka dan meninggal dunia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, rombongan pelajar SMA Muhi menjadi korban penyerangan dan pembacokan oleh serombongan orang tak dikenal di Jalan Imogiri-Panggang, Senin (12/12). Para pelajar SMA Muhi ini diserang saat dalam perjalanan pulang usai berlibur di Pantai Ngandong, Gunungkidul.
Akibatnya tujuh orang pelajar SMA Muhi mengalami luka-luka. Bahkan seorang siswa bernama Adnan Wirawan Ardiyanta (16) pelajar kelas X IPS 2 SM Muhi tewas pada Selasa (13/12) pukul 19.30 WIB setelah mengalami luka tusuk di bagian perut yang merobek ginjalnya.
Hingga kini kasus pembacokan ini masih terus diselidiki dan dikembangkan oleh Polres Bantul. Sejauh ini Polres Bantul sudah menetapkan 10 orang tersangka. Ke 10 orang tersangka tersebut semuanya masih berstatus pelajar dan berusia di bawah umur.'
Baca juga:
Tersangka kasus pembacokan siswa SMA Muhi ditempatkan di sel khusus
Kasus pembacokan pelajar SMA di Yogyakarta, 9 orang jadi tersangka
Polisi kembali tangkap 3 pelaku penyerangan rombongan pelajar Muhi
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Siapa yang tampil di panggung acara sekolah? Kedua putri mereka, Megu dan Mishka, tampil memukau di panggung acara sekolah.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Apa yang dilakukan anak muda saat ngabuburit di pinggir rel kereta di Purwakarta? Mereka sekedar berfoto, membuat video dan mengabadikan kereta api yang melintas.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.