Pelaku Mutilasi Mayat di Pasar Besar Malang akan Jalani Tes Kejiwaan
Sugeng (49) pelaku mutilasi mayat di Pasar Besar Lantai II Kota Malang akan menjalani tes kejiwaan. Kondisi psikisnya akan diketahui setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan psikiater.
Sugeng (49) pelaku mutilasi mayat di Pasar Besar Lantai II Kota Malang akan menjalani tes kejiwaan. Kondisi psikisnya akan diketahui setelah mendapatkan hasil dari pemeriksaan psikiater.
"Ini nantinya kami mengundang psikiater atau dokter untuk memeriksa pelaku," kata Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri, Rabu (15/5) malam.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan Rumah Hantu Malioboro buka? Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Bagaimana susunan rumah di Kampung Batu Malang? Terlihat rumah-rumahnya yang dibangun di area perbukitan, sehingga tertata menanjak ke atas.
Sugeng (49) yang diketahui sebagai warga Jodipan Kota Malang diduga sebagai pelaku mutilasi. Namun, pengakuan pelaku masih banyak kejanggalan termasuk motif tindakannya.
Pelaku mengaku memutilasi karena permintaan korbannya ketika masih hidup. Pelaku sendiri belum lama mengenal korban yang saat itu sakit dan kemudian meninggal dunia.
"Kemungkinan (memutilasi) dari pelaku sendiri, ada bisikan-bisikan," kata Asfuri.
Sugeng ditangkap karena tulisan di telapak kaki korban yang mencantumkan namanya. Tulisan itu sejenis tatto dibuat dengan menggunakan soder sol sepatu yang ditebali dengan bulpoint.
"Tattoo itu dilakukan setelah korban meninggal, menggunakan alat yang seperti untuk sol sepatu. Kemudian dikasih tinta bulpoint, itu pesan dari korna menurut korban," jelasnya.
Sementara terkait tulisan yang banyak ditemukan di lokasi kejadian, ternyata juga banyak ditemukan di rumah kontrakan pelaku. Tulisan itu serupa yakni dengan susunan kalimat yang sulit dipahami.
"Hasil penyelidikan personel di lapangan, berdasarkan tulisan di TKP, kemudian dicari di daerah Jodipan, ditemukan tulisan yang sama di rumah warga. Rumah warga tersebut pernah ditempati pelaku untuk kos, tulisannya hampir sama," jelasnya.
Tim Inafis juga telah meminta autopsi mayat korban untuk mengungkap kasus tersebut. Asfuri menuturkan hasil autopsi dan labfor akan memberikan titik terang mengenai identitas korban.
"Kami menunggu hasil autopsi, hasil lapfor, kemudian kemudian pemeriksaan psikiater terkait pelaku," jelasnya.
Sementara itu, polisi masih terus melakukan pemeriksaan terhadap pelaku untuk mengetahui motif dari aksinya. Dia berharap tidak lama lagi kasus mutilasi itu akan terungkap secara tuntas.
"Apa yang kami dapatkan masih kita dalami terus terkait keterangan pelaku ini," katanya.
Baca juga:
Kasus di Malang, Pelaku Mengaku Memutilasi Atas Permintaan Korban
Sebuah Nama di Telapak Kaki Korban Mutilasi Kota Malang Jadi Petunjuk Polisi
Usai Membunuh, Prada DP Bawa Kabur Motor Fera dan Beli Tas Ransel
Secarik Kertas Misterius di Area Penemuan Korban Mutilasi 6 Bagian di Malang
Mayat Terpotong 6 Bagian di Pasar Besar Malang Seorang Perempuan