Pemadaman kebakaran lereng Gunung Sindoro dan Sumbing andalkan pawang hujan
Pemadaman kebakaran lereng Gunung Sindoro dan Sumbing andalkan pawang hujan. Langkah mengerahkan pawang hujan dilakukan karena kondisi hutan sangat luas dan sulit dipadamkan, seperti water bombing maupun membuat hujan buatan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng mengerahkan pawang hujan untuk atasi kebakaran hutan di lereng Gunung Sumbing, Gunung Lawu, dan Gunung Sindoro. Sejak akhir pekan lalu lereng di dua gunung tersebut dilanda kebakaran akibat kemarau panjang.
"Saya sudah perintahkan kalak (Kepala pelaksana) BPBD di empat kabupaten (Magelang, Temanggung, Wonosobo, Karanganyar) untuk coba menggunakan kearifan lokal, menghadirkan pawang hujan. Kalau sedikit hujan satu jam saja sudah lumayan untuk padamkan api," kata Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana saat diwawancarai wartawan, Rabu (12/9).
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Kapan kebakaran hutan di Gunung Lawu terjadi? Kebakaran hutan pertama dilaporkan terjadi pada 8 September 2023, kemudian disusul sekitar dua minggu setelahnya, dan terbaru pada Jumat kemarin, 29 September 2023. Kebakaran pertama telah melahap sekitar 8 hektare hutan.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
Langkah mengerahkan pawang hujan dilakukan karena kondisi hutan sangat luas dan sulit dipadamkan, seperti water bombing maupun membuat hujan buatan. "Water bombing sulit dilakukan karena di lokasi sekitar tidak ada kanal untuk mengambil air. Selain itu, lokasi (area yang terbakar) juga sulit dilalui pesawat," ujarnya.
Terkait hujan buatan, Sarwa juga menilai akan sulit dilakukan dan berpotensi tidak efektif. Hal itu dikarenakan hujan buatan membutuhkan awan yang stabil.
"Hujan buatan kan tergantung awan dan anginnya. Kalau sudah dibikin justru awannya terbawa angin kan justru tidak tepat sasaran. Padahal, untuk membuat hujan buatan menelan biaya yang tidak sedikit," ujarnya.
Untuk penyebabnya, dari informasi petugas api berasal dari bawal hingga merembet luas hektar hutan kawasan gunung. "Kalau dari bawah pastinya human error. Untuk detailnya kita masih koordinasikan dengan pihak perhutani dan instansi terkait," ujarnya.
Sarwa mengaku pihaknya kewalahan mengatasi kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Lawu, Gunung Sindoro, dan Gunung Sumbing. Hal itu dikarenakan sejak terjadinya kebakaran beberapa hari lalu, hingga kini api belum mereda dan justru kian meluas.
"Total asa sekitar 542 hektare wilayah hutan di lereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang saat ini dilanda kebakaran. Sedangkan, di lereng Gunung Lawu hanya sekitar 5,5 hektare," ungkap Sarwa Pramana.
Sebelumnya, Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana, BPBD Kabupaten Temanggung, Edi Muryanto mengatakan, akibat kebakaran di Gunung Sindoro sejak Jumat (7/9) total luas lahan yang terbakar mencapai 245,1 hektare. Kemudian di Gunung Sumbing, api yang muncul pertama kali pada Senin (10/9) petang telah melahap sekitar 239 hektare alang-alang.
Kemarau panjang juga mengakibatkan hutan di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah kembali terbakar. Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Lawu Utara, Edi Saryono mengatakan ada sekitar 30 hektar lahan hutan yang terbakar, sejak Sabtu (8/9) lalu. Namun kondisinya saat ini api semakin mengecil.
Baca juga:
Hutan di kawasan Gunung Sumbing terbakar, 541 pendaki telah dievakuasi
Ratusan hektare hutan di Gunung Sindoro & Sumbing hangus terbakar
30 Hektar hutan di Gunung Lawu terbakar, petugas gabungan lakukan upaya pemadaman
Kebakaran di Gunung Sindoro hanguskan 9,5 Ha lahan dengan kerugian Rp 1,5 M
Hutan di Gunung Lawu terbakar, jalur pendakian ditutup
Kebakaran hutan dan lahan Gunung Sindoro, jalur pendakian ditutup
Petugas masih padamkan kebakaran hutan, pendakian Gunung Sindoro ditutup