Pembunuh 2 petugas pajak diduga kalap ditagih Rp 14,7 miliar
Pembunuhan bermula saat korban mendatangi kediaman pelaku untuk menagih pajak.
Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan terhadap 2 petugas pajak di Gunung Sitoli, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (12/4). Dugaan sementara, pelaku yang merupakan wajib pajak mengamuk setelah ditagih Rp 14,7 miliar.
"Pelaku masih diperiksa di Reskrim. Motif pastinya masih diselidiki, tapi pengakuannya dia terkejut mendengar pajaknya sampai Rp 14,7 miliar," kata Aiptu Osiduhugo Daeli, Paur Humas Polres Nias.
-
Bagaimana Pemkot Medan menangani pengangguran terbuka? "Untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka, Pemkot Medan melakukan intervensi melalui upaya-upaya peningkatan keterampilan dan kesempatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui program-program pengembangan kapasitas daya saing, program-program pelatihan, peningkatan produktivitas dan penempatan tenaga kerja, serta melalui program pemberdayaan masyarakat di masing-masing kecamatan dan kelurahan,"
-
Apa yang dibakar petugas? Selama ini, pondokan itu digunakan perambah hutan untuk beristirahat usai menggarap kawasan hutan menjadi perkebunan.
-
Bagaimana cara membuat Celimpungan, kudapan khas Palembang? Celimpungan berbentuk bulat dengan diamter 10 cm. Kuahnya sendiri terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Melansir dari beberapa sumber, Celimpungan diambil dari kata "plung" atau dari bunyi saat mencemplungkan adonan dari biji ke dalam kuah saat merebusnya.
-
Di mana jeruk Medan biasanya tumbuh? Jeruk ini biasanya tumbuh di daerah dingin seperti di Brastagi, Sumatra Utara.
-
Apa itu pajak? Pungutan Wajib KBBI mendefinisikan pajak sebagai pungutan wajib untuk penduduk kepada negara atas pendapatan, pemilikan, dan lainnya.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
Berdasarkan penyelidikan awal, kronologi pembunuhan ini bermula saat Parado Toga Fransriano Siahaan (30) dan Sozanolo Lase mendatangi kediaman Agusman Lahagu alias Ama Tety (45) di Jalan Yos Sudarso Desa Hilihao Km 5, Gunungsitoli, Kota Gunung Sitoli.
Mereka menagih pajak yang harus dibayar pengusaha jual beli karet mencapai Rp 14,7 miliar. "Pelaku mengaku terkejut pajaknya bisa sampai segitu," jelas Osiduhugo Daeli.
Agusman lalu menyuruh Parado Toga Fransriano Siahaan (30) dan Sozanolo Lase menunggu di sebuah gudang. Dia lalu pergi ke rumah. "Ternyata dia kembali ke rumah dan menusuk kedua korban," jelas Osiduhugo Daeli.
Dia menambahkan motif dan kronologi pembunuhan ini terus didalami polisi. Pelaku dan para saksi masih menjalani pemeriksaan.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua petugas pajak tewas dibunuh saat melakukan tugasnya di Gunung Sitoli, Sumut, Selasa (12/4) sekitar pukul 11.30 WIB. Pelakunya seorang wajib pajak.
Baca juga:
Tiba di rumah duka, jasad Parada disambut tangis
Dirjen Pajak lapor Kapolri terkait pembunuhan dua juru sita di Nias
Dua anak buahnya tewas dibunuh, Dirjen Pajak ngaku kecolongan
Almarhum Parada pernah curhat khawatir bekerja sebagai pegawai pajak
Kapolri: Kita tidak menolerir kekerasan terhadap petugas pajak
Jangan lewatkan:
[Polling] Pilih calon Gubernur favoritmu di Pilkada DKI 2017
Kepala BNPT akui Densus 88 biasa beri uang buat keluarga teroris
Jokowi: Ada KUR 9 persen, jangan ke rentenir
Diperiksa kasus suap Raperda Zonasi, Aguan naik Alphard putih ke KPK
Ahok tantang pejabat BPK buktikan harta kekayaannya