Pembunuh Bidan Sweetha Jasad di Bawah Tol Semarang Ditangkap Saat Laporan Kehilangan
"Jadi pelaku ini dititipi anak untuk dirawat justru dianiaya, disekap dan tidak diberi makan hingga meninggal. Alasan menganiaya anak tersebut nakal," ungkapnya.
Setelah mengungkap identitas mayat wanita dan anak yang dibuang di bawah jembatan Tol Semarang–Solo KM 426, polisi akhirnya membekuk pelaku pembunuhan merupakan kekasihnya sendiri, Dony Kristiawan Eko Wahyudi (31) warga Lasem, Rembang. Pelaku dibekuk di depan Polda Jateng saat hendak melaporkan kehilangan kekasih dan anaknya.
"Pelaku pura-pura lapor kehilangan pacar dan seorang anak. Maksud tujuan dia melapor pada Rabu 16 maret lalu untuk menutupi perbuatan sadis pembunuhan yang dilakukan pada seorang ibu dan anak. Pelaku ini juga nakes yang juga petugas vaksinator," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng Kombes Djuhamdani Rahardjo Puro, Jumat (18/3).
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Apa yang terjadi di perlintasan Madukoro, Semarang? Peristiwa itu mengakibatkan ledakan hebat disusul kobaran api.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
Polisi yang curiga dengan pelapor langsung melakukan penyelidikan dan hasil penyidikan ditemukan pelaku mengakui pertama membunuh anak Sweetha benama Muhammad Faeyza (4) ketika dititipkan pelaku sejak Februari 2022 dengan alasan dirawat karena sakit.
"Jadi pelaku ini dititipi anak untuk dirawat justru dianiaya, disekap dan tidak diberi makan hingga meninggal. Alasan menganiaya anak tersebut nakal," ungkapnya.
Polisi mengungkap tersangka dan korban Sweetha yang sama-sama bekerja sebagai tenaga kesehatan (nakes) sudah saling mengenal sejak Oktober 2021.
"Tersangka masih terikat perkawinan dan punya satu anak," ujarnya.
Terkait penganiayaan terhadap anak oleh pelaku dilakukan di kos, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. "Kalau dari rekontruksi petugas, anak disekap di rumahnya di Rembang. Ini masih dikembangkan," ujarnya.
Pelaku yang mengetahui korban, pelaku langsung memilih membuang anaknya pada 20 Februari 2022 lalu di jalan tol yang jauh dari pemukiman warga.
Sweetha yang mendesak keberadaan anaknya kepada pelaku, mengajak ketemu tanggal 7 Maret 2022 di Semarang Banyumanik dan dibawa ke sebuah hotel. Karena ketakutan korban menanyakan anaknya, di lokasi hotel pelaku langsung mencekik leher Sweetha hingga meninggal dunia.
"Motif pelaku membunuh pertama pada saat dihotel cemburu karena korban waktu ketemu di Semarang lambai lambai tangan dengan seseorang. Motif lainnya karena pelaku ketakutan ditanya keberadaan anaknya," ungkapnya.
Mengetahui korban sudah tidak berdaya, pelaku langsung memasukkan tubuh ke dalam sarung dan diikat kakinya kemudian memutuskan dibuang dilokasi yang sama dengan anaknya dengan mobil.
"Pelaku membuang jasad Sweetha tak jauh dari lokasi anaknya. Karena berharap jasad yang dibuang tidak diketahui warga," ujarnya.
Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan berdasarkan pemeriksaan pada 13 Maret fokus identitas data yang dicari ditemukan korban Sweetha sudah dalam kondisi meninggal 5 hingga 7 hari.
"Hasil kematian Sweetha memang ada kekerasan tumpul pada leher yang menyebabkan mati lemas sehingga meninggal karena kekerasan tumpul pada leher," kata Sumy Hastry.
Kemudian hari kedua temuan tengkorak yang ditemukan di lokasi kejadian pembuangan mayat diperkirakan anak dibuang hingga empat minggu yang lalu dan tidak mengenakan pakaian.
"Kita dapati kerangka tulang tengkorak anak usia tulang dada tangan dan kaki, jari jari sudah hilang tidak dan tubuh anak menggunakan pakaian dan cepat membusukan. Kami. Menunggu tes DNA walaupun secara indentitas sudah cocok. Hasil tes DNA bisa 10 sampai 11 hari," pungkasnya.
Baca juga:
Mayat Wanita di Bawah Jembatan Tol Semarang Seorang Nakes, Diduga Anak Ikut Dibunuh
Suami Pembunuh Istri Hamil 4 Bulan di Kupang Divonis 13 Tahun Penjara
Bacok Istri hingga Tewas, Suami di Siak Gantung Diri
Kesal lagi Tenggak Miras Dilirik, Residivis Pencurian Tikam Warga hingga Tewas
Pemotor Ditemukan Tewas dengan Belati Menancap di Punggung
Motif Pria di Buleleng Pukul Ayah hingga Tewas Diduga karena Kandang Kucing