Pembunuh Bocah SMP Dihabisi Teman Satu Sel di Lapas, Motifnya Sepele
Korban tak mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh napi senior
Kematian narapidana kasus pembunuhan siswa SMP, Sumarjono alias Bondol (33) di toilet hunian Lembaga Pemasyarakatan Merah Mata Palembang akhirnya terungkap.
Korban ternyata tewas dibunuh oleh sesama tahanan di Lapas.
Polisi menetapkan dua pelaku, AG dan EN, sebagai tersangka. Sebelumnya penyidik memeriksa lima tahanan sekamar korban.
Dari hasil penyelidikan kepolisian, motif pembunuhan yang dilakukan kedua tersangka didasari sikap jengkel terhadap korban.
Sumaryono sebagai napi baru dianggap tak patuh aturan yang ditetapkan kedua tersangka di Lapas. Kedua pelaku merupakan narapidana lama alias senior.
"Singkat cerita peristiwa ini motifnya didasari kejengkelan karena korban adalah sosok napi baru yang tidak patuh, tidak taat kepada napi yang lama. Pada akhirnya karena tidak mau diatur, mereka menjadi jengkel dan merencanakan pembunuhan," ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono, Sabtu (20/7).
- Mahasiswa di Kupang Perkosa Teman Satu Kos karena Cinta Ditolak Berkali-kali
- Dipengaruhi Sabu, Ini Motif Pria Lansia Nekat Culik dan Sandera Bocah Perempuan di Pejaten
- Siswi SMP di Jambi Dibully Sekelompok Perempuan: Wajah Korban Disundut Rokok dan Dipukuli
- Satu Keluarga Ditangkap usai Perkosa Bocah SMP di Musi Rawas, Bagaimana Nasib Anak Tersangka yang Hidup Sendiri?
Korban merupakan narapidana kasus pembunuhan anak yang ditahan di Lapas Lubuklinggau dengan vonis 13 tahun penjara. Pada Desember 2023, Sumaryono dipindah ke Lapas Merah Mata Palembang.
Saat dipindah, kedua tersangka melihat gelagat buruk dan merasa tidak senang dengan korban. Mereka pun berencana membunuhnya dengan berpura-pura membuat cerita jika korban bunuh diri.
Awalnya, kedua tersangka berniat menghabisi korban pada Rabu (17/7) pukul 21.00 WIB. Mereka membiarkan korban tertidur pulas lebih dahulu.
Baru pada Kamis (18/7) dini hari saat korban tengah tertidur pulas, kedua tersangka bangun dan mendekati kasur tempat korban tertidur.
Saat itu seluruh napi yang berada di kamar tengah tertidur pulas. AG selaku eksekutor langsung membekap korban sedangkan EN memastikan korban tidak melawan saat dibunuh.
"Korban dieksekusi di tempat tidur dengan mencekik dan membekap hidung dan satu narapidana lainnya memegang kakinya agar tidak memberontak sehingga korban meninggal dunia kehabisan napas. Kemudian korban dibawa ke toilet hunian," kata Harryo.
Diberitakan sebelumnya, Sumaryanto alias Bondol ditemukan tewas di toilet kamar hunian. Kematian terpidana pembunuhan siswa SMP itu masih misterius karena ada bekas jeratan di leher dan kaki.
Napi itu ditemukan petugas tamping kebersihan lapas, Kamis (18/7) pagi. Polisi datang ke lokasi setelah dihubungi pihak lapas untuk olah TKP.
Merasa ada kejanggalan, pihak lapas meminta polisi mengusut kasus ini. Sementara jenazah dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang.
Dokter forensik RS Bhayangkara Mohammad Hasan Palembang Indra Nasution menyebut kematian korban disebabkan jeratan di leher dan kakinya. Tidak ditemukan luka atau tanda-tanda kekerasan di bagian lain tubuhnya.
Korban adalah pelaku perampokan dan pembunuhan siswa SMP, FD (14).
Dia diketahui baru tiga pekan keluar dari penjara karena terlibat dalam tindak pidana penggelapan.
Korban ditangkap dalam pelariannya di Desa Prabumulih I, Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumatera Selatan, 19 Desember 2022 lalu.
Sebelumnya dia bersembunyi di beberapa tempat setelah menjual sepeda motor korban.
Sumaryanto sengaja ingin membunuh tetangganya itu dengan tujuan menguasai sepeda motornya. Dia berpura-pura meminta diantar dengan dalih ingin mengambil air minum.
Sepeda motor korban dijual kepada rekannya seharga Rp3 juta.
Uang itu ia gunakan untuk biaya hidup istri dan bayinya, sementara sisanya untuk mabuk-mabukan dan mengonsumsi narkoba.