Pemerintah berikan anak TKI yang dieksekusi mati Saudi beasiswa
Nusron Wahid memimpin doa dan tahlilan almarhumah TKI yang dihukum mati di Arab Saudi, Karni binti Media Tasim.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid memimpin doa dan tahlilan almarhumah TKI yang dihukum mati di Arab Saudi, Karni binti Media Tasim. Nusron juga menyampaikan dukacita kepada keluarga almarhumah di kediamannya daerah Brebes, Jawa Tengah.
"Atasnama pemerintah, kami menyampaikan duka yang mendalam dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wapres Yusuf Kalla atas musibah ini," kata Nusron, seperti dilansir dari Antara, Jumat (17/4).
Pejabat BNP2TKI dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hadir di rumah Karni dipimpin Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal. Rombongan pejabat pemerintah itu disambut Medi Tasim (ayahanda Karni), Iroh (ibunda Karni) dan Darpin (suami Karni), serta beberapa tokoh masyarakat.
Pada kesempatan itu, Nusron menyatakan pemerintah telah berupaya maksimal memberikan pembelaan dan advokasi untuk meloloskan Karni dari hukuman mati di Arab Saudi. Bahkan Presiden Joko Widodo mengirimkan surat dan menghubungi langsung Raja Arab Saudi untuk mengupayakan pengampunan dari pihak keluarga korban.
Selain membesarkan hati keluarga Karni, Nusron juga mengajak semua orang yang sedang bersamanya untuk berdoa. Ketua Umum GP Ansor itu lantas berinisiatif memimpin doa dan tahlil untuk mandiang Karni yang dieksekusi di Arab Saudi.
"Kita mendoakan semoga semua amal kebaikannya diterima dan dosa-dosanya diampuni," kata Nusron.
Menurut Nusron, pemerintah telah menyiapkan tim pengacara dan menawarkan diyat (denda uang) kepada keluarga korban namun tetap gagal. Nusron menegaskan, pemerintah akan memfasilitasi keluarga untuk berziarah ke makam Karni di Yanbu dekat Madinah dalam waktu dekat.
Selain itu, pemerintah juga menawarkan beasiswa kepada putri Karni bernama Desi yang masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD) hingga jenjang SMA. "Agar ke depan bisa sekolah minimal sampai jenjang SLTA," ucapnya.
Nusron mengharapkan kasus Karni itu akan dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan bagi Kementerian Tenaga Kerja agar calon TKI harus menjalani tes psikologis dan kontrak dengan pihak perusahaan yang memberangkatkan. Alasannya, hukuman di Arab Saudi menganut sistem penguasaan (kafalah), jika persoalannya individu pemerintah setempat juga kesulitan menerobos persoalan hukuman mati karena masalah pribadi.
"Tapi kalau perusahaan itu wilayah publik," tegas Nusron.
Sementara itu, ayah Karni, Medi Tasim telah mengikhlaskan kepergian putrinya itu dan menganggap sebagai musibah.
Baca juga:
Jokowi kaget kecolongan 2 TKI dieksekusi mati Saudi
Suami TKI Karni ikhlas istrinya dipancung di Saudi
TKI dieksekusi mati Saudi, Jokowi minta Kemenlu jelaskan ke keluarga
TKI dihukum mati, DPR minta Jokowi hubungi langsung Raja Arab Saudi
Ini alasan Arab Saudi terkesan diam-diam eksekusi mati 2 TKI
Menaker: Sehari sebelum dieksekusi, Konjen kunjungi Karni di penjara
TKI dihukum mati Arab Saudi, Fadli Zon desak Jokowi layangkan protes
-
Di mana Niki kuliah? Setelah beranjak dewasa, NIKI memutuskan pindah ke Amerika untuk kuliah. Serius dengan musik, Niki pun berkuliah di Universitas Lipscomb dan mengambil jurusan musik.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa penyebab kematian Dono Warkop DKI? Almarhum meninggal dunia akibar penyakit tumor di bagian bokong dan sudah menjalar menjadi kanker paru-paru stadium akhir, dan menyerang lever.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kenapa Nurul Ghufron menggugat Dewas KPK di PTUN? Ghufron sendiri sempat meminta kepada Dewas untuk menunda sidang etiknya. Namun Dewas kukuh untuk tetap menggelar sidang etik. "Apakah Dewas sudah mengantisipasi? Sangat mengantisipasi. Tapi perlu diketahui hal-hal yang memang kita tidak bisa melakukan persidangan kalau itu harus dipenuhi. NG pernah tidak hadir, tapi kemudian hadir," ucap ketua Dewas KPK, Tumpak Hatorangan di gedung Dewas KPK, Selasa (21/5).
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.