Pemkot Tasikmalaya Butuh Anggaran Rp 10 Miliar untuk Menangani Covid-19
Uang tersebut diperlukan untuk menyewa 2 hotel dijadikan rumah sakit darurat hingga kontrak perawat dan dokter spesialis baru.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengungkapkan kekurangan anggaran Rp 10 miliar untuk menangani Covid-19 setelah kasus warga terpapar melonjak. Budi mengatakan, uang tersebut diperlukan untuk menyewa 2 hotel dijadikan rumah sakit darurat hingga kontrak perawat dan dokter spesialis baru.
"Setelah melakukan rapat beberapa kali, kita kekurangan biaya untuk penanganan Covid-19 sebanyak Rp 14 miliar. Kita ada sisa anggaran Rp 4 miliar dan kurangnya Rp 10 miliar. Soalnya kalau dicanangkan di APBD sudah enggak bisa," kata Budi, Sabtu (3/10).
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
Menurut dia, saat ini di Kota Tasikmalaya sudah tidak ada lagi tempat isolasi karena seluruh rumah sakit hingga ruang isolasi lainnya telah dipenuhi pasien yang terpapar Covid-19. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan pasien positif Covid-19 setelah diswab dari klaster pesantren yang terus bertambah.
"Saat ini kita masih melakukan tracking dan tracing. Dengan kondisi ini kita akan berupanya menyiapkan lagi rumah sakit darurat di dua hotel. Sekarang masih proses negosiasi. Kalau hotel itu penuh juga, kita akan akan aktifkan GOR komplek Dadaha untuk dijadikan rumah sakit darurat,” ujar dia.
Pemkot Tasikmalaya lebih fokus menjadikan hotel sebagai tempat isolasi karena bentuknya sudah kamar dan fasilitas sanitasi lainnya sudah lengkap sehingga layak dijadikan ruang isolasi. Hal tersebut berbeda dengan GOR yang masih butuh fasilitas pendukung lainnya karena kondisinya yang terbuka.
Budi mengungkapkan sudah melayangkan surat permohonan dukungan penanganan Covid-19 secara resmi kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dia berharap permohonan itu bisa cepat direalisasikan guna memperlancar proses penanganan pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya yang saat ini tengah membludak.
Ia mengaku bahwa lonjakan jumlah pasien saat ini tidak terprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, diperlukan kontrak baru untuk perawat, dokter spesialis, hingga sewa tempat untuk rumah sakit darurat.
”Meski katanya sewa hotel dibayar oleh pusat, kita jaga-jaga jika pasien terus membludak sekarang ini," katanya.
(mdk/gil)