Pemprov Jateng tertarik bangun museum situs Gajah Stegodon Grobogan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mendorong pembangunan museum purbakala di kawasan ditemukannya fosil hewan purba jenis Gajah Stegodon di Desa Banjarejo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mendorong pembangunan museum purbakala di kawasan ditemukannya fosil hewan purba jenis Gajah Stegodon di Desa Banjarejo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Lokasi yang berupa perbuktikan tersebut diyakini akan menjadi potensi destinasi wisata purbakala baru seperti di Museum Purbakala Sangiran, Kabupaten Sragen, Jateng.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mengungkapkan berdasarkan berbagai sumber informasi yang diterimanya, Kawasan Banjarejo tempat penemuan fosil gajah itu berusia lebih tua dari Kawasan Sangiran, Kabupaten Sragen yang saat ini namanya telah mendunia.
"Semua arkelog yang semua datang ke Banjarejo, karena situs purbakala itu diperkirakan lebih tua dari Sangiran," ungkap Ganjar usai mengunjungi tempat penemuan fosil di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah Rabu (2/8).
Prediksi itu, menurut Ganjar diperkuat dengan temuan Gajah Stegodon di daerah itu. Fosil tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh Rusdi (70) yang merupakan pemilik ladang jagung pada awal Juni 2017 lalu.
Potongan bagian tubuh hewan purbakala itu diperkirakan sudah berusia antara 500 ribu tahun sampai 1 juta tahun lamanya.
Untuk membangun museum di Badarejo, Kabupaten Grobogan, Ganjar juga menyempatkan diri berkomunikasi dengan Rusdi selaku pemilik lahan. Ganjar ingin menanyakan apakah nantinya dia bersedia jika tanahnya dibebaskan untuk dijadikan sebagai museum.
"Jika tanah bisa dibeli pemerintah, nanti ini jadi lokasi wisata. Izin ke saya nanti akan kita percepat dan segera. Kita lalu bisa membuat master plan untuk penataan dan konsep museum purbakala ini nantinya, " jelas politikus PDIP ini.
Ganjar meminta saat proses pembuatan museum purbakala ini nantinya harus bagus. Sehingga museum itu bisa menjadi tempat ilmu pengetahuan, pendidikan serta berkembang dan dampaknya bisa berguna bagi kemajuan ekonomi dan sosial masyarakat setempat.
"Kalau bisa pembuatan museumnya yang bagus, keren, yang wow gitu lho!" tekan pria berambut putih ini.
Saat ini Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) yang menangani instalasi bangunan museum masih melakukan proses eskavasi. Diperkirakan dari hasil penelitian sementara, masih banyak fosil purba yang tertanam di kawasan ladang jagung itu.
"Kemungkinan di semua area ini banyak dan ada (fosil) di beberapa titik. Bahkan menariknya lagi diperkirakan dulu ini laut. Karena ada temuan kerang dan ikan purba juga terjadi di sini," pungkas mantan anggota DPR dua periode ini.
Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Budhi Sancoyo, menjelaskan proses eskavasi di lokasi temuan Gajah Stegodon telah berlangsung selama 25 hari lamanya.
"Tim yang terlibat terdiri dari beberapa ahli. Seperti 12 orang untuk menggali serta lima orang lagi untuk pencetakan. Kami menerjunkan pula tim untuk mendokumentasikan gambar setiap tahapan eskavasi yang kami lalu. Bertahap demi bertahap harus kami lakukan secara teliti dan hati-hati," jelasnya.
Budhi membeberkan, lima hari ke depan, fosil akan diambil selanjutnya dilakukan pencetakan dengan silikon untuk dibuatkan replika fosil tersebut. Langkah ini untuk menjaga fosil yang sudah ratusan ribu tahun usianya itu.
"Tahapannya eskavasi mulai dari proses rekonstruksi, reservasi. Kemudian akan dibuatkan atap permanen di titik tempat ditemukanya fosil. Kemudian, selanjutnya, cetakan fosil akan dikembalikan pada posisinya ketika ditemukan. Lalu dari Dinas Kebudyaan Kabupaten Grobogan akan membuat atapnya, sudah dianggarkan," ungkapnya.
Budhi menambahkan selain fosil Gajah Stegodon, di Kawasan Banjarejo, Kabupaten Grobogan, Jateng itu juga telah ditemukan fosil buaya dan tanduk banteng.
"Usianya kedua fosil itu kami perkirakan hampir sama dengan yang ada di Sangiran. Bedanya di wilayah Grobogan ini diperkirakan dahulu merupakan lautan," pungkas Budhi Sancoyo.