Pencegahan dan Risiko Anak dari Stunting
Stunting beda dengan perawakan pendek secara genetik.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Jokowi mengultimatum kepala daerah di Indonesia untuk melakukan upaya keras dalam penurunan stunting tersebut.
Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, lima provinsi absolut dengan jumlah balita kerdil (stunting) tertinggi adalah Jawa Barat sebanyak 1.055.608 anak, Jawa Timur 653.218 anak, Jawa Tengah 543.963 anak, Banten 294.862 anak dan Sumatera Utara sebanyak 383.403 anak.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
Selain kelima provinsi absolut, untuk skala prevalensi provinsi yang memiliki angka stunting tertinggi di Indonesia, yakni Nusa Tenggara Timur 37,8 persen, Sulawesi Barat 33,8 persen, Aceh 33,2 persen, Nusa Tenggara Barat 31,4 persen. Terdapat pula Sulawesi Tenggara 30,2 persen, Kalimantan Selatan 30 persen dan Kalimantan Barat 29,8 persen.
Prevalensi stunting di 2021 masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Secara matematis, untuk memenuhi target Presiden mencapai target 14 persen, maka setiap tahunnya perlu terjadi penurunan angka stunting sekitar 3 persen.
Menurut dokter spesialis anak, dr Margareta Komalasari SpA, stunting adalah suatu kondisi ketika anak-anak tampak terlihat lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization), stunting adalah tinggi badan di bawah 2 sempangan deviasi di bawah median tinggi badan menurut usia.
"Atau dengan kata lain stunting adalah mereka yang pendek dan biasanya mengalami malnutrisi," jelas dr Margareta atau biasa disapa dr Atha saat dihubungi merdeka.com, Kamis (24/3).
Beda Stunting dengan Perawakan Pendek Genetik
Penyebab stunting, kata dr Atha, diakibatkan karena makanan tidak memenuhi kaidah asupan nutrisi yang sehat dan seimbang atau tidak memenuhi kaidah makanan yang mengandung makro dan mikro nutrien. Namun, dia menegaskan, stunting berbeda dengan perawakan pendek secara genetik.
"Stunting beda dengan perawakan pendek secara genetik ya. Belum tentu yang pendek itu stunting, bisa aja genetik perawakan pendek, mungkin bapak atau ibunya berperawakan pendek. Contoh perawakan pendek secara genetik itu almarhum bapak Habibie, dia pendek tapi dia pinter. Kalau stunting, sudah pasti pendek," jelas dia.
"Kalau stunting, karena pendeknya disebabkan oleh kekurangan nutrisi maka bisa mempengaruhi sistem imun dan kecerdasan. Biasanya kalau anak stunting, selain pendek juga mudah terserang penyakit dan intelegensianya di bawah anak yang tak mengalami stunting," tambah dr Atha.
Dr Atha meminta kepada ibu hamil atau anak yang baru lahir untuk rajin memeriksakan kondisi bayi di rumah sakit. Tujuannya agar mengetahui atau mendeteksi sejak dini kondisi bayi atau anak, pemeriksaan itu disebut antropometri.
"Di bawah 3 tahun bisa terlihat tuh. Berat badan atau tinggi badannya tidak naik, maka harus langsung diintervensi dokter kalau enggak nanti si anak jadi stunting," jelas dr Atha.
Menurut dr Atha, dalam fase golden age anak, lebih baik mencegah daripada mengobati. Semakin cepat mengetahui, lanjut dia, maka semakin cepat terhindar dari stunting.
"Tinggi badan bisa dikejar tapi perkembangan sel sel otak saat berada dalam pertumbuhan ini tidak dapat dipenuhi setelah besar. Start awal perkembangan otak harus diperhatikan, kalau sudah terlambat, memang hasilnya bisa dikoreksi tapi tak sebaik jika dideteksi lebih awal," ungkap dia.
Ultimatum Jokowi soal Stunting
Presiden Jokowi menegaskan target stunting turun di bawah 14 persen wajib dicapai di tahun 2024. Menurut Jokowi, sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan maju tidaknya sebuah negara. Sebab itu, seluruh kepala daerah harus fokus dalam program kali ini.
"Saya minta seluruh gubernur, bupati dan wali kota di seluruh tanah air juga akan saya sampaikan hal yang sama, jangan sampai target angka 14 persen itu luput, harus tercapai," kata Jokowi saat meninjau program percepatan penurunan kekerdilan atau stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Kamis (24/3).
Bahkan Jokowi minta pendampingan calon pengantin demi menekan angka stunting di Indonesia. Jokowi juga menjelaskan pendampingan calon pengantin juga harus dilakukan berbagai pihak. Mereka yang memiliki uang juga harus mengetahui mengenai gizi.
"Stunting ini bukan hanya urusan gizi anak, tetapi dimulai dari calon pengantin memang harus disiapkan, agar mereka tahu apa yang harus disiapkan sebelum menikah dan sebelum nanti hamil sudah mengerti betul apa yang harus dilakukan," kata Jokowi.
"Karena belum tentu semua pengantin tau, meskipun punya uang banyak tetapi tidak tahu apa yang dilakukan dan disiapkan itu bisa menjadi keliru," bebernya.
(mdk/ded)