Pengakuan Anggota TNI Cukur Asal-asalan Rambut Pelajar di Purwakarta
Menurutnya saat itu orang tua komplain karena anaknya tidak berkata jujur.
Aksi personel TNI itu viral di media sosial
Pengakuan Anggota TNI Cukur Asal-asalan Rambut Pelajar di Purwakarta
Media sosial heboh dengan video seorang anggota TNI yang mencukur rambut pelajar secara asal-asalan.
- 2021 Jadi Orang Tua Angka, Pelaku Sempat Tak Mengaku Kerap Aniaya Bocah Yesa Hingga Akhirnya Tewas
- Poliandri Picu Pembunuhan 3 Orang di Gowa, 6 Pelaku Diringkus
- Terjadi Lagi di Depok, Anak Tusuk Orangtua Hingga Kritis Dipicu Cekcok Korban Minta Izin Nikah Lagi
- Pura-Pura Pingsan, Tim Gerak Jalan SD Ini Bikin Anggota TNI Panik
Pelajar diketahui merupakan siswa SMP Negeri 1 Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Usut punya usut, anggota TNI tersebut adalah Serka Dadan Wijaya, personel Babinsa Kodim 0619 Purwakarta.
Serka Dadan mengungkap motif mencukur asal-asalan rambut para pelajar. Lantaran mereka didapati asyik nongkring di warung dekat sekolah saat masih jam pelajaran.
Tidak hanya itu, dari para pelajar didapati obat terlarang jenis tramadol. Hal itu diungkap Serka Dadan saat bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi (KDM) di Lembur Pakuan Subang.
Dadan menjelaskan mulanya ia mendapat informasi dari guru SMPN 1 Maniis banyak siswa yang nongkrong di warung dekat sekolah padahal masih jam Pelajaran.
"Dari catatan guru ada 35 anak yang suka nongkrong. Kemudian guru juga mendapati barang bukti ada yang membawa tramadol (obat keras/terlarang),"
ucap Dadan dalam siaran pers yang dikirim Dedy Mulyadi dikutip merdeka.com, Sabtu (9/9).
merdeka.com
Dadan yang merasa bertanggung jawab terhadap wilayahnya mulai khawatir dengan kelakuan para pelajar.
Mereka mulai tidak mau sekolah, melawan ke guru, melawan ke orang tua, tawuran hingga terindikasi mengkonsumsi obat terlarang.
Akhirnya pihak sekolah meminta Dadan menjadi pembina upacara pada Senin 4 September 2023.
Setelah upacara dilakukan pembinaan sekaligus pemeriksaan terhadap 35 anak yang sebelumnya sudah masuk dalam catatan sekolah.
Saat itulah terjadi pencukuran pada anak-anak tersebut. Karena banyak dan cepat maka pencukuran terkesan asal-asalan.
Meski begitu anak-anak hanya diam karena menyadari kesalahannya sesuai dengan peraturan dan SOP yang berlaku.
"Setelah pengguntingan (cukur) itu ada perasaan takut kemudian saya lapor ke Danramil karena banyak orang tua yang komplain. Waktu itu sampai enggak bisa tidur, istri juga sama gelisah,"
kata Serka Dadan.
merdeka.com
Menurutnya saat itu orang tua komplain karena anaknya tidak berkata jujur.
Namun setelah diberi penjelasan bahwa anak mereka bermasalah hingga terindikasi mengkonsumsi obat terlarang para orang tua malah balik berterima kasih.
"Orang tua sudah bertemu dan berpelukan, menangis setelah tahu perilaku anak-anaknya, dan berterima kasih," ucap Dadan.
Kini ke-35 anak tersebut telah disepakati antara pihak sekolah dan orang tua akan mengikuti program pembinaan mental di salah satu pesantren.
"Orang tua ingin anak mentalnya dididik dulu satu bulan, nanti balik lagi ke sekolah," kata Dadan.
Sementara itu KDM menilai apa yang dilakukan Serka Dadan adalah tindakan terukur. Terpenting orang tua harus bisa mengontrol anaknya dan guru selalu peka terhadap lingkungan sekolahnya.
KDM mengatakan mereka yang saat ini dikategorikan nakal bukan berarti telah gagal.
Sebab banyak anak nakal yang justru sukses setelah sekolah. Sehingga ia meminta anak-anak fokus belajar dan tidak menyimpang pada kegiatan yang merusak perkembangan hidup.
"Saya ucapkan terima kasih karena bapak (Dadan) telah mengambil tindakan dengan risiko dicaci maki. Lebih baik dicaci maki tapi menyelamatkan masa depan 35 anak, daripada dipuji-puji malah menjerumuskan,"
kata Kang Dedy Mulyadi.
merdeka.com
"Ini pembelajaran penting bagi semuanya. Masih untung ada Pak Babinsa, coba kalau cuek bisa jadi yang 35 anak itu jadi pecandu," pungkas Kang Dedi Mulyadi.