Pengamen ini raup Rp 500 ribu per hari dan pulang naik taksi
Izharry meyakini bahwa pengamen yang dilihatnya itu merupakan orang mampu
Netizen dihebohkan foto pengamen di DKI Jakarta sedang menukar uang recehan hingga ratusan ribu di minimarket kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Tidak sampai di situ, bahkan mereka pulang menaiki taksi.
Foto itu diunggah akun Facebook Izharry Agusjaya Moenzir pada Rabu (7/10) malam lalu. Dalam fotonya, terlihat keluarga pengamen dengan satu anak kecilnya asyik menukarkan uang hasil kerja kerasnya.
Saat dikonfirmasi merdeka,com, Izharry membenarkan tentang kejadian itu. Menurutnya, uang yang didapatkan pengamen itu mencapai Rp 265.000. Namun informasi yang didapatnya malah biasanya lebih besar pendapatan mereka.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia melanjutkan, menurut kerabatnya di minimarket itu, memang banyak pengamen maupun pengemis yang menukarkan uang recehnya. Untuk foto pengamen yang diunggahnya itu, baru pertama kali dilihat para pekerja minimarket tersebut.
"Saya kebetulan tinggal dekat situ, saya tanya kepada kerabat saya di minimarket itu, malam itu mereka (pengamen) dapat Rp 265.000. Bahkan bisa sampai Rp 500.000 kalau akhir pekan," kata Izharry, Jumat (9/10).
Izharry meyakini bahwa pengamen yang dilihatnya itu merupakan orang mampu. Ini terlihat dari pakaian yang dipakai anak pengamen tersebut tampak tidak murahan.
Selain itu, secara penghasilan pun sudah berlimpah. Wartawan senior media nasional ini mengilustrasikan, bila pendapatan para pengamen Rp 300.000 per hari maka sebulan mereka mampu mengantongi hingga Rp 9.000.000.
"Anaknya pakai pakaian bukan barang biasa. Terus anak itu terlihat merengek dan manja. Mereka itu kan mampu," ungkapnya.
Dalam kejadian itu, Izharry makin kaget. Usai menukarkan uang, ternyata para pengamen itu pulang dengan menumpang taksi. Sayangnya, dia tidak sempat mengambil gambar ketika pengamen itu masuk ke dalam taksi.
Maka dari itu, dirinya berharap pemerintah bisa membenahi masalah sosial ini. Sebab kebanyakan dari pengamen dan pengemis itu ternyata masih sehat namun malas bekerja.
"Dinas sosial segera membenahi masalah ini karena orang ini masih sehat," terangnya.