Penggunaan NIK KTP untuk registrasi medsos dijamin bikin jera penyebar hoax?
Penggunaan NIK KTP untuk registrasi medsos dijamin bikin jera penyebar hoax? Belakangan yang terjadi, media sosial justru bukan lagi sebagai ruang bersosialisasi secara positif. Banyak yang salah kaprah memanfaatkan media sosial, semisal menjadikannya sebagai alat bisnis pornografi, narkoba, penipuan dan hoax.
Perkembangan media sosial di Tanah Air kian tak terbendung. Sayangnya, perkembangan itu tak selamanya dimanfaatkan dengan baik oleh si empunya akun media sosial.
Belakangan yang terjadi, media sosial justru bukan lagi sebagai ruang bersosialisasi secara positif. Banyak yang salah kaprah memanfaatkan media sosial, semisal menjadikannya sebagai alat bisnis pornografi, narkoba, penipuan, menyebarkan informasi hoax hingga ujaran kebencian yang disamarkan dengan akun anonim.
-
Kenapa pantun mahasiswa lucu ini dibagikan di media sosial? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah. Pantun mahasiswa lucu ini bisa diunggah di media sosial.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Bagaimana Citra Kirana menunjukkan ketegarannya di media sosial? Artis yang akrab disapa Ciki ini memperlihatkan ketegaran di media sosial. Ia tampak tak terlalu terpengaruh dengan berita tentang sang suami.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
Melihat fenomena itu, kemudian ramai diskusi mencari solusi bagaimana bermedia sosial dengan bijak. Tujuannya, agar antarpengguna media sosial bisa saling mendapatkan informasi yang baik, tepat dan tidak terjebak pada akun anonim.
Salah satu usulan yang muncul adalah mencantumkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP sebagai syarat registrasi saat bermedia sosial. Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Eriko Sotarduga, saat memberikan sambutan dalam diskusi bertajuk 'Melawan hoax dengan budaya literasi dan bermedia sosial yang sehat' pada Jumat (9/2) kemarin.
Menurutnya, penggunaan NIK dinilai bisa meminimalisir ujaran kebencian dan penyebaran hoax di media sosial.
"Saya konkret saja, usul kenapa tidak kita membuat akun (media sosial) harus dengan KTP yang sah? Kan boleh anda punya 5 akun boleh atau 10 akun, 20 akun, tapi dengan KTP jelas, nama, alamat," kata Eriko.
Eriko menuturkan, jika semua media sosial teregistrasi menggunakan NIK KTP, maka pemilik akun tersebut bakal mempertimbangkan secara matang sebelum menyebarkan informasi bohong. Penggunaan NIK juga bisa menguji keberanian pemilik akun media sosial yang selama ini kerap menyebar ujaran kebencian.
Eriko menyebut, selama ini seseorang hanya berani menggunakan media sosial anonim untuk melakukan provokasi dan menyebar ujaran kebencian.
"Boleh saja, boleh saja mengkritik, boleh dengan keras mengatakan ini tidak baik, tapi jelas sumbernya dari siapa," sambungnya.
Usulan itu disambut baik pihak kepolisian. Direktur cyber crime Mabes Polri Brigjen Pol Fadhil Imran, mengatakan usulan tersebut bisa melindungi masyarakat.
"Kalau ditanya pendapat saya, yang terang benderang jauh lebih baik supaya masyarakat terlindungi. Bukan buat kami loh, buat masyarakat biar terlindungi," kata Fadhil di lokasi yang sama.
Fadhil menilai, penggunaan NIK KTP untuk media sosial bisa mengurangi tindakan kejahatan. Pihak-pihak yang selama ini kerap menggunakan akun anonim untuk menyebar ujaran kebencian dan hoax nantinya tidak lagi memiliki ruang.
Pemerhati media, Rulli Nasrullah, menilai hal itu sebenarnya masih sebatas wacana yang mungkin masih perlu dikaji lebih mendalam lagi dengan banyak pihak. Namun secara usulan dia menilai sah saja.
"Saya rasa sah saja jika mungkin nanti pemerintah membikin regulasi semacam itu karena di beberapa negara sudah diterapkan. Tapi memang jika diterapkan di Indonesia kita harus pikirkan masalah turunannya, yang menjamin keamanan gimana, siapa yang bertanggung jawab," kata saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (10/2).
Sebenarnya, kata Rulli, yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana bisa mengedukasi pengguna media sosial.
"Pengguna media sosial harus diliterasi bahwa media sosial bukan sekadar tempat curhat, tempat pelampiasan. Tapi ini media bersosialisasi. Jadi bukan karena ini medsos gue terus lu enggak boleh resek. Itu salah, itu kan media sosialisasi, " katanya.
Kembali pada pemakaian NIK untuk registrasi media sosial, jika alasan digunakan hanya untuk mencegah penyebaran hoax, menanggulangi ujaran kebencian, tentu dibutuhkan treatment tambahan.
"Sebab yang nanya orang jahat ada saja idenya. Masyarakat kita tidak bodoh bisa saja dia pakai NIK orang lain," jelas dia.
Dijelaskan Rulli, sebenarnya yang terjadi di Indonesia saat ini banyak pengguna media sosial sedang sakit. Sebabnya menggemari seseorang dan kelompok berlebihan ketika disingung sedikit salah, atau tak senang ketika ada yang mengkritik idola musik yang tak sesuai adat ketimuran, atau karena tekanan hidup.
"Jadi kesimpulannya, saya sendiri terlalu khawatir dengan usulan NIK itu. Hanya perlu dimengerti bahwa masyarakat kita sedang belajar bermedia sosial. Jadi jangan berhenti mengedukasi masyarakat soal media sosial," pungkasnya.
Baca juga:
PDIP usulkan NIK dipakai untuk registrasi akun media sosial
Polri sambut baik usulan PDIP pakai NIK KTP saat registrasi medsos
Jelang Pilkada 2018, Polri bentuk Satgas Nusantara blokir akun anonim di Medsos
Menko PMK minta generasi muda gunakan internet dengan bijak dan sehat
4 Hal buruk yang terjadi dalam karir Anda jika terlalu sering main medsos