Pengungsi Gempa Bumi di Pasaman Mulai Idap ISPA dan Asam Lambung
Para pengungsi mengidap ISPA akibat masalah cuaca, karena lingkungan yang baru dan mereka baru menyesuaikan. Setelah itu, korban gempa bumi itu terlambat makan setelah gempa bumi melanda daerah itu dan kondisi masih trauma.
Korban gempa bumi asal Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang mengungsi ke Padang Tarok, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, banyak mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan asam lambung. Dokter telah melayani 150 orang warga di posko Padang Tarok, Nagari Salareh Aia.
"Paling banyak mereka mengidap penyakit ISPA dan asam lambung," kata Dokter umum posko di Padang Tarok, dr Diki Sarya Prayoga di Lubukbasung, Senin (28/2).
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa yang menyebabkan gempa bumi? “Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan,”
Dia mengatakan, para pengungsi mengidap ISPA akibat masalah cuaca, karena lingkungan yang baru dan mereka baru menyesuaikan. Setelah itu, korban gempa bumi itu terlambat makan setelah gempa bumi melanda daerah itu dan kondisi masih trauma.
"Pada umumnya mereka makan siang pada sore hari pascagempa melanda daerah itu dan persediaan makan belum ada," kata dia, dilansir Antara.
Persediaan Obat Cukup
Dia menambahkan, mereka sudah diberi obat dan vitamin. Satu warga dirujuk ke Puskesmas Kayu Pasak akibat suhu tubuh cukup tinggi semenjak dua hari lalu. Namun hasil tes antigen dari pasien tersebut negatif Covid-19.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian menambahkan persediaan obat-obatan di pusat pelayanan di posko itu sangat cukup.
"Obat-obatan ISPA dan asam lambung cukup dan penyakit tidak spesifik," kata Hendri.
Dinas Kesehatan Agam menyiapkan lima petugas kesehatan yang berasal dari dokter umum satu orang, bidang dua orang dan perawat dua orang di posko. Pelayanan itu dibuka selama 24 jam dan petugas dibagi tiga kelompok selama 24 jam.
(mdk/gil)