Penjelasan TNI Alasan Joni Pemanjat Tiang Bendera Tak Lolos Seleksi Masuk TNI AD
Joni, bocah pemanjat tiang bendera saat HUT RI ke-73 di NTT tahun 2018 silam gagal seleksi masuk TNI AD.
Joni, bocah pemanjat tiang bendera saat HUT RI ke-73 di NTT tahun 2018 silam gagal seleksi masuk TNI AD.
Padahal, pria bernama lengkap Yohane Ande Kala itu telah dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Joni tidak lolos seleksi sebagai prajurit Caba PK Reguler TNI AD TA.2024.
- Joni Pemanjat Tiang Bendera Usai Lulus Seleksi TNI, Langsung Bikin Story WA Bilang Begini
- Gagal Masuk TNI, Joni Pemanjat Tiang Bendera Diundang Danrem Wirasaki Kupang
- VIDEO: Kejutan! Joni Pemanjat Tiang Bisa Ikut Lagi Seleksi TNI, Langsung Dinilai Mabes AD
- Mengenang Kembali Keberanian Joni Kala Panjat Tiang Bendera Saat Upacara HUT RI di NTT, Sempat Daftar TNI tapi Gagal
Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi menjelaskan, alasan Joni gagal masuk seleksi TNI AD.
“Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 Cm untuk Daerah Tertinggal,” kata Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi dalam keteranganya, Senin (5 /8).
Piagam Penghargaan Tak Berlaku
Berdasarkan persyaratan tinggi badan dalam seleksi prajurit TNI AD itulah, kata Kristomei, Joni dinyatakan tidak lulus seleksi. Sebab, tinggi Joni saat ini hanya 158 centimeter kurang 2 centimeter untuk sampai batas minimal.
Kristomei juga menanggapi soal penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni ketika pelaksanaan upacara peringatan HUT RI ke- 73, 17 Agustus 2018 silam.
Menurut dia, penghargaan yang diperoleh Joni tidak bisa mempengaruhi hasil seleksi yang dilakukan TNI AD.
“Piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI AD,” kata Kristomei.
Diminta Coba Lagi Tahun Depan
Sebab, lanjut Jenderal Bintang Satu TNI AD itu, untuk menjadi seorang prajurit Matra Darat memang ada beberapa persyaratan dasar yang mutlak dipenuhi.
“Namun demikian tidak usah patah semangat, masih terbuka lebar kesempatan bagi yang bersangkutan untuk ikut tes kembali di masa datang. Sambil mempersiapkan diri memenuhi persyaratan-persyaratan yang mutlak dipenuhi sebagai seorang prajurit TNI AD,” jelasnya.
Sebelumnya, Joni diketahui telah menamatkan pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Atambua. Usai lulus, dia pun membulatkan tekad bakal jadi abdi negara melalui jalur Bintara TNI.
Satu kali menempuh proses seleksi, dia dinyatakan gagal dan diminta untuk mencoba peruntungan di tahun depan.Kegagalannya pun membuat Joni kecewa.
Melalui sebuah video singkat, Joni yang berbalut kemeja putih mengungkapkan isi hati. "Tahun 2024 saya mengikuti tes (TNI), saya gagal," ujarnya.
Mohon Bantuan Jokowi
Bagaimana tidak, Joni sebelumnya diketahui pernah dijanjikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dipermudah jika kelak dia mendaftar jadi abdi negara.
Namun, Joni pun nyatanya justru dinyatakan gugur. Alhasil, pemuda berusia 19 tahun itu pun menagih janji.
Secara terang-terangan, Joni meminta bantuan hingga menyebut jajaran petinggi TNI, Panglima TNI, hingga Presiden Jokowi.
"Saya mohon bantuan kepada bapak Presiden bersama bapak Panglima dan juga jajarannya. Saya mohon bantuan untuk meluluskan saya menjadi anggota TNI, sekian dan terima kasih," terangnya.
Janji Jokowi
Joni bahkan diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Jokowi pada 20 Agustus 2018.
Di situ, Jokowi sempat bertanya mengenai cita-cita Joni. Dengan polos, Joni pun mengaku ingin menjadi seorang tentara.
"Saya titip belajar yang baik. Sudah dapat beasiswa kan? cita-cita jadi apa?" kata Jokowi dikutp dari Youtube Arus Bawah Jokowi (5/8/2024).
Presiden pun mengatakan, jika Joni bisa langsung mendaftar ke Panglima TNI yang pada saat itu dijabat oleh Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto.
"Pengin jadi tentara? Yaudah nanti langsung daftar ke Panglima (TNI) nanti langsung diterima kamu ya (harus) jaga kesehatan," kata Jokowi.