Setiap Hari 800 Ton Sampah Penuhi Sleman, Didominasi Plastik dan Popok
Setiap Hari 800 Ton Sampah Penuhi Sleman, Didominasi Plastik dan Popok Bayi. Ia mengatakan, penanganan sampah yang dilakukan mulai dari pengurangan dan pengelolaan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan, total produksi sampah di wilayah setempat mencapai 800 ton per hari yang sebagian besar merupakan sampah rumah tangga didominasi jenis plastik dan popok bayi atau diapers.
"Dari total produksi sampah tersebut, kami baru mampu menangani sekitar 52 persen saja," kata Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Persampahan DLH Kabupaten Sleman, Sri Restuti Nurhidayah di Sleman, seperti dilansir Antara, Senin (11/3).
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Kapan sampah plastik mencemari Sungai Ciliwung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Kenapa membakar sampah plastik berbahaya bagi kesehatan? Membakar sampah plastik dapat mencemari udara dengan zat-zat berbahaya, seperti karbon monoksida, dioksin, furan, dan volatil. Zat-zat ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran, kanker, kecacatan janin, gangguan hormon, dan gangguan pernapasan.
Menurut dia, sisanya adalah sampah-sampah liar yang masih berserakan di jalan maupun selokan. "Dari 52 persen tersebut, 32 persen dibuang ke tempat pengelolaan sampah akhir (TPSA) Piyungan, Bantul. Sampah yang dibuang ke Piyungan merupakan residu yang tidak bisa dikelola oleh dinas," katanya.
Ia mengatakan, penanganan sampah yang dilakukan mulai dari pengurangan dan pengelolaan sampah. "Satu orang menghasilkan rata rata 0,65-0,7 kilo gram(Kg) sampah per orang per hari," katanya.
Sri mengatakan, kesulitan untuk penanganan sampah lebih kepada menyadarkan masyarakat. Sebab masyarakat lebih sering bersikap praktis.
"Perilaku mereka ini asal ada tumpukan sampah, maka ikut membuang sampah, dan dikira itu adalah tempat pembuangan sampah," katanya.
Ia mengatakan, untuk penanganan masalah tersebut DLH Sleman telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat agar bisa menindak para pembuang sampah sembarangan.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri, untuk itu mulai dari tingkat padukuhan harus ikut andil," katanya.
DLH Sleman, kata dia, juga telah menyiagakan 34 truk pengangkut sampah. Namun, untuk masyarakat yang ingin sampahnya diangkut harus melakukan permohonan dulu.
"Sebab truk sampah ini operasional berdasarkan permohonan. Biasanya mereka yang tinggal di kawasan perkotaan, kalau desa biasanya sudah bisa mengelola sendiri," kata Sri.
Baca juga:
Saat Timbunan Sampah Ganjal 26 Kapal Pesiar Batal Pelesiran ke Lombok
NasDem Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Plastik
Sukseskan Tujuan Kantong Plastik Berbayar, Pemerintah Diminta Buat Payung Hukum
Dirjen PUPR Dukung Kantong Plastik Berbayar, Harap Kebiasaan Masyarakat Berubah
YLKI: Kantong Plastik Berbayar Tak Akan Efektif Kurangi Penggunaan