Perjuangan anak tukang batu di Makassar jadi anggota polisi
Bripda Asrul (20), adalah salah satu dari 600 bintara muda yang Selasa lalu dilantik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Makassar. Perjuangan anak tukang batu menjadi bagian keluarga korps Bhayangkara ini tidak mudah.
Bripda Asrul (20), adalah salah satu dari 600 bintara muda yang Selasa lalu dilantik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Makassar. Perjuangan anak tukang batu menjadi bagian keluarga korps Bhayangkara ini tidak mudah. Belajar dan berlatih keras sejak masih duduk di bangku SMP untuk mencapai cita-citanya, lalu juga berkali-kali mengalami kegagalan.
Asrul bersama Awalul, sahabatnya sejak kecil mendaftar polisi setamat SMAN 18 Makassar tahun 2016. Tetapi mereka sama-sama gagal. Karena kecewa, Asrul dan Awalul melirik TNI, dua kali mereka mendaftar namun gagal.
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
-
Bagaimana polisi membantu pemuda tersebut? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
"Pas keluar dari pintu markas Kodam usai tahu kami tidak lulus, kami lihat gerbang tribrata SPN Batua yang berhadapan dengan markas Kodam. Kami langsung sepakat untuk coba mendaftar Polri lagi pas dua minggu sebelum batas waktu pendaftaran ditutup. Ternyata baru rezeki, kami sama-sama lulus. Saking bahagianya saya dan Awalul lama berpelukan setelah melihat daftar kelulusan itu," ujar Asrul.
Bersama Awalul, Asrul belajar dan berlatih keras. Mengasah kemampuan akademiknya dan kekuatan fisik dengan olahraga bersama seperti lari mengitari kampus Universitas Hasanuddin dan renang di kolam markas Kodam dan markas Kostrad.
Kini, Asrul berhak mengenakan seragam korps Bhayangkara yang diidam-idamkannya sejak kecil. Padahal sebelumnya, orang-orang sekitarnya tidak ada yang menyangka jika dia yang berasal dari keluarga berekonomi pas-pasan bisa lulus tes di SPN tanpa sogok.
"Kata orang, tidak bisa lulus jadi polisi kalau tidak menyogok dan kalau menyogok mau ambil uang dari mana karena kami orang miskin. Tapi saya bertahan, tetap mendaftar karena yakin dan percaya dengan doa ibu dan kiriman 1.000 Al Fatihah dari ibu. Alhamdulillah betul-betul saya lulus murni tanpa sogok," tutur Asrul didampingi ayahnya, Syamsuar, saat ditemui di SPN Batua, Makassar, Jalan Urip Sumoharjo, Kamis (8/3).
Bukan hanya Rusnah, ibunya yang mengiringi doa dan melantunkan Al Fatihah saat Asrul berangkat untuk ikuti tes, nenek dan keluarganya yang lain juga ikut lakukan hal sama. Dan saat terima kabar kelulusan, dirasa rezeki benar-benar turun dari langit dan ucapan alhamdulillah tidak pernah putus.
Asrul adalah anak sulung dari dua bersaudara. Putra dari pasangan Syamsuar (46) dan Rusnah (44), warga BTN Batara Ugi Blok A1 No 9 Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Syamsuar ayah Asrul bekerja seorang tukang batu. Jika orderan sepi, dia ngojek atau pungut sampah, besi tua atau tembaga di jalan untuk dijual.
Hingga saat ini, rasa tidak percaya ternyata bisa lulus jadi polisi masih melingkupi keluarga Asrul. Membuat Syamsuar tidak bisa menahan haru saat bercerita mengenai nasib baik anak sulungnya ini.
"Selalu saya bilang ke Asrul, belajar dan berusaha. Ikuti saja tes, semuanya tergantung Yang di atas. Ibunya juga selalu bilang begitu ke anaknya dan ternyata benar-benar lulus. Harapan saya ke Asrul, tetap perbaiki akhlak karena kalau akhlak tidak baik, bisa rusak semua," tutur Syamsuar di tengah isak tangisnya.
Baca juga:
Perihnya hidup Bripda Asrul, jadi kuli bangunan dan makan nasi berkutu
Demi bertemu Tim Jaguar, Agus jalan kaki Lamongan-Depok selama 16 hari
Sosok Kapolres Bandara yang cangkul tanah evakuasi korban longsor
Aksi polisi teladan ini langsung diganjar penghargaan Presiden Trump
Kisah haru 4 personel polisi raih penghargaan buah dari ikhlas dan jiwa sosial tinggi