Perwira TNI Pemicu Penganiayaan Polisi di Tapanuli Utara Dicopot dari Jabatannya
"Harapannya Bapak atau Ibu sekalian, bersedia menahan diri, bersedia membuka hati. Ke depan kita jalin lagi yang lebih baik," imbuh MS Fadhilah.
Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayjen MS Fadhilah memastikan prajurit TNI yang terlibat insiden penganiayaan terhadap personel kepolisian di Pahae Jae, Tapanuli Utara (Taput), Sumut, akan menjalani proses hukum. Bahkan Kapten Inf Ridwan, perwira yang memicu kejadian itu, sudah dicopot dari posisi Komandan Kompi A Yon 123/RW.
"Tentu harus kita lakukan tindakan hukum, kita proses. Danki Kompi A 123/RW, sudah kita copot jabatannya, tapi tidak menghilangkan proses hukum itu," kata MS Fadhilah saat mengunjungi korban di Polsek Pahae Julu, Tapanuli Utara, Minggu (1/3).
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
-
Bagaimana polisi menyelidiki kasus dugaan TPPO ini? Karena proses penyidikan dan penyelidikan masih berlangsung, khususnya di Polda Jambi yang telah menaikan kasus ke tahap penyidikan. Serta, Polda Sumatera Selatan dan Polda Sulawesi Selatan yang masih proses penyelidikan.
Jenderal bintang dua ini memastikan prajurit yang terlibat langsung dengan insiden itu tengah menjalani proses hukum.
"Dalam proses penyelidikan dan pengusutan oleh POM DAM, masih berproses. Jadi tak usah khawatir, ini jadi perhatian kita semua," sebutnya.
Walaupun korban pemukulan belum bisa sepenuhnya memaafkan dan masih sakit hati, MS Fadhilah berharap perasaan itu pelan-pelan dihilangkan. Apa pun yang terjadi, masih banyak tugas menanti aparat negara.
"Harapannya Bapak atau Ibu sekalian, bersedia menahan diri, bersedia membuka hati. Ke depan kita jalin lagi yang lebih baik," imbuh MS Fadhilah.
Mediasi juga sudah dilakukan terkait insiden itu. Komandan Batalyon 123/RW, Danrem 023/Kawal Samudera, telah bertemu dengan Kapolres Taput bersama jajarannya. "Selaku Pangdam dan selaku pribadi, saya meminta maaf atas kejadian ini, ucapnya.
MS Fadhilah mengunjungi korban bersama Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin. Sejumlah pejabat utama Kodam I Bukit Barisan dan Polda Sumut juga hadir di sana.
Pada kunjungan itu, Pangdam dan Kapolda menyerahkan tali asih kepada korban pemukulan, yakni AKP Ramot S Nababan, Aipda David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi Sianturi, Brigadir Ricardo Sitompul, Ipda Bangun Siregar, Aiptu Velbrik Sitompul, dan seorang warga, Edi Susanto.
Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan insiden itu merupakan tragedi yang tidak boleh terulang lagi. "Harapan saya, semoga peristiwa ini menjadi yang terakhir. Mari kita akhiri perselisihan ini. Mari kita jaga soliditas bersama TNI dan masyarakat," harapnya.
Seperti diberitakan, insiden terjadi di sekitar Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Salangkitang, Pahae Jae, Taput, Kamis (27/2). Kejadian bermula saat Danki A Yonif 123/RW Kapten Inf Ridwan terlibat keributan dengan Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot Soala Gogo Nababan. Keduanya bersitegang setelah Ridwan melawan arah padahal saat itu sedang terjadi kemacetan karena kecelakaan tunggal.
Ramot kemudian mengaku ditampar dan mengadu kepada warga untuk menghentikan Ridwan. Personel Koramil 25/Pahae mengamankan Ridwan dari amukan massa. Dia dan Ramot dimediasi Babinsa Ramil 25/Pahae Jae.
Namun sekitar pukul 13.43 WIB, sekitar 30 personel Yonif 123/RW tiba di lokasi kejadian. Mereka membawa senjata laras panjang dan memukul 3 personel Polsek Pahae Jae. Tiga personel kepolisian yang bertugas di Tapsel dan kebetulan melintas di sana juga jadi sasaran.
Setelah melakukan pemukulan, beberapa personel Kompi A Yonif 123/RW juga turun di depan Mapolsek Pahae Julu. Mereka memecahkan kaca nako di kantor polisi itu.
(mdk/ray)