Pesan Terakhir Korban Sriwijaya: Titip Rumah Ya, Saya Mau Pergi Selama-lamanya
Yayu mengatakan, majikannya bersama anak-anaknya Fao Nuntius Zai usia belum genap 1 tahun (laki-laki), Zurisya Zuar Zai 8 tahun (perempuan) dan Umbu Kristin Zai 2 tahun (perempuan) ke Pontianak untuk menyusul suaminya yang bekerja di sana.
Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara pulau Lancang dan Laki pada Sabtu (9/1), warga Kompleks Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang Kota, sempat pamit ke Asisten Rumah tangganya untuk pergi selama-lamanya menyusul suaminya yang bekerja di Kalimantan.
Yayu asisten rumah tangga korban mengungkap, saat akan berangkat Arneta Fauzi (41) sempat pamit dan memberikan uang kepadanya.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Air Dohot disajikan? Air Dohot biasa disajikan sebagai salah satu hidangan penutup.
-
Kenapa Air Terjun Roro Kuning dinamai seperti itu? Legenda Penamaan air terjun "Roro Kuning" berasal dari dua tokoh, yaitu Ruting dan Roro Kuning. Ruting adalah Dewi Kilisuci, sementara Roro Kuning adalah Dewi Sekartaji.
"Ngasih uang ke saya, saya mau pergi selama-lamanya titip rumah yah. Kata saya jangan ngomong gitu. Sebelum pergi sempat dandan terus nyanyi di sini mau bawa anak-anak nyusul suami," kata Yayu Senin (11/1).
Yayu mengatakan, majikannya bersama anak-anaknya Fao Nuntius Zai usia belum genap 1 tahun (laki-laki), Zurisya Zuar Zai 8 tahun (perempuan) dan Umbu Kristin Zai 2 tahun (perempuan) ke Pontianak untuk menyusul suaminya yang bekerja di sana.
"Berangkat hari Sabtu setengah sembilan, bilang itu doang nyusul suami di Kalimantan. Sebelumnya juga sempat gagal berangkat karena anak-anaknya enggak mau diperiksa,"ujarnya.
Yayu mengatakan dirinya mengetahui jika ada pesawat jatuh, setelah suami majikannya tersebut menelepon dan memberikan kabar bahwa istrinya tak kunjung datang.
"Saya enggak tahu ada pesawat jatuh, tahu dari bapaknya ko mamah enggak nyampe. Terus panik saya suruh lihat TV ternyata pesawat jatuh," ujarnya.
Hadiah Sepatu yang Tertinggal
Korban sempat membelikan sepatu kulit berwarna coklat seharga Rp500 ribu dan sebuah jam untuk sang suami yang tengah bekerja di Pontianak. Namun, yang sepatu telah dibungkus rapih tidak terbawa.
"Beli sepatu buat suaminya nggak dibawa tuh ketinggalan, Rp500 ribu. Jam dibawa yah, Rp5 juta jam dibawa. Sepatu buat bapaknya. Ini kayaknya lupa nggak dibawa, lupa benar. Tadinya mau di bawa," kata Yuyu.
Yuyu mengungkapkan, majikannya membelikan beberapa barang untuk suaminya, karena rasa khawatir suaminya yang giat bekerja dan luput belanja untuk keperluan pribadi.
"Sepatu bapak si Fao Rp500 ribu. Nggak punya sepatu kerja, katanya," ungkapnya.
Yuyu mengatakan, majikannya pindah domisili dari Serang ke Kalimantan untuk keperluan bisnis. Dan juga suaminya ada di Kalimantan.
"Iya katanya ada bisnis gitu. Kerjaan katanya. Yang kecil belum sekolah. Namanya musibah ya," katanya.
(mdk/rhm)