Pimpinan KPK tak ingin kaitkan penyerangan Novel dan korupsi e-KTP
Pimpinan KPK tak ingin kaitkan penyerangan Novel dan korupsi e-KTP. Saut menduga sedikitnya ada empat motif terhadap penyerangan Novel Baswedan. Mulai dari motif uang, ideologi, kompromi, sampai soal ego. Saut menyebut, semua orang di KPK merasakan ancaman.
Beragam spekulasi bermunculan menanggapi aksi penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Salah satunya dikaitkan dengan kasus dugaan megakorupsi proyek KTP elektronik (e-KTP).
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang tidak ingin buru-buru mengaitkan penyerangan Novel dengan penanganan kasus e-KTP.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan air liur anjing dianggap najis? Air liur anjing tergolong sebagai najis berat atau mughaladhah, yang artinya harus dibersihkan dengan cara yang khusus agar suci kembali.
-
Kapan Air Rumi lahir? Air Rumi, anak dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zonni lahir pada 17 September 2020.
-
Kenapa Air Panas Citando di Lebak sekarang terbengkalai? Sayangnya pemandian air panas yang dikelilingi pohon rindang itu tinggal kenangan. Kondisi tak terawat tampak di destinasi air panas Citando, Desa Senanghati, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Keadaan di sekitar area parkir, sampai titik sungai air panas sudah dipenuhi ranting dan dedaunan hingga menguatkan kesan terbengkalai.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
"Kita tidak boleh mengatakan (penyiraman air keras terhadap Novel) berkaitan (penanganan kasus e-KTP) atau tidak. Biarkan nanti diungkap oleh kepolisian," ucap Saut saat ditemui seusai acara di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Rabu (12/3).
Meskipun begitu Saut menduga sedikitnya ada empat motif terhadap penyerangan Novel Baswedan.
"Pertama motif uang. Misalnya, bisa jadi orang di luar antre buat nimpukin saya. 'Lu mau enggak nimpukin Pak Saut. Gue Bayar'," katanya.
Kedua, persoalan ideologi. Ketiga motif kompromi. Menurutnya, pelaku tidak membenci Novel tetapi jika disuruh maka dia akan melukai orang lain.
"Motif keempat, motifnya ego. Ini orang (Novel) kok jagoan banget. Gue enggak suka dengan orang ini," urai Saut.
Meskipun melontarkan empat dugaan motif penyerangan terhadap Novel Baswedan, Saut mengatakan perlu proses pembuktian.
"Pembuktian motif kasus kita serahkan pada kepolisian. Saat ini sudah ditangani oleh kepolisian tetapi masih memerlukan waktu untuk mengungkapnya," tutur Saut.
Saut menambahkan, teror dan ancaman tidak hanya dirasakan penyidik KPK saja. Tetapi juga dirasakan pimpinan KPK.
"Teror yang dialami berlangsung halus dan tidak frontal. Tidak langsung mengancam. Menyampaikan ini begini, begini. Semua orang di KPK merasakan," ucap Saut.
Baca juga:
Wakapolda sebut sudah sering ingatkan Novel Baswedan agar hati-hati
Rekaman CCTV perlihatkan dua pelaku siram Novel Baswedan
Polisi berpakaian preman lindungi keluarga Novel Baswedan
Pria berperawakan besar satroni rumah Novel sebelum teror air keras
Pimpinan KPK: Kami sediakan senjata, tapi tak semua penyidik mau
4 Saksi diperiksa terkait kasus penyiraman air keras Novel Baswedan
Kapolri minta Kapolda Metro bentuk tim khusus ungkap kasus Novel