Pneumonia Disebabkan Mandi Malam Hari, Mitos atau Fakta?
Pneumonia merupakan radang atau infeksi pada jaringan paru.
Pakar paru Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pneumonia atau kondisi yang kerap disebut paru-paru basah bukan disebabkan mandi pada malam hari. Narasi selama ini bahwa pneumonia dipicu mandi pada malam hari merupakan mitos belaka.
"Penyebab pneumonia dan juga paru-paru basah bukanlah karena mandi malam atau kena semprot kipas angin. Ini adalah mitos belaka," kata Tjandra, Kamis (12/9).
- Sering Disebut Akibat Mandi Malam dan Kipas Angin, Ini Penyebab Sebenarnya Pneumonia dan Paru-paru Basah
- Sering Dianggap Sama, Ini Sebenarnya Perbedaan Pneumonia dan Paru-paru Basah
- Apa Itu Pneumonia pada Anak? Simak Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
- Waspadai Ciri Pneumonia pada Anak, Begini Cara Mencegahnya
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini menjelaskan, pneumonia merupakan radang atau infeksi pada jaringan paru. Penyakit ini dapat disebabkan bakteri seperti pneumokokus, streptokokus, bahkan Covid-19. Pneumonia juga kadang-kadang disebabkan parasit.
Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman penyebab infeksi, usia dan kesehatan tubuh seseorang secara keseluruhan. Gejala ringan seringkali mirip dengan pilek atau flu, tetapi berlangsung lebih lama.
Gejala dan tanda umum pneumonia meliputi nyeri dada saat bernapas atau batuk, kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa usia 65 tahun ke atas), dan batuk yang dapat menghasilkan dahak.
Lalu, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil, suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada orang dewasa yang berusia lebih dari 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah), mual, muntah atau diare, kesulitan bernapas dan kehilangan nafsu makan.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mencatat kasus pneumonia balita di DKI Jakarta tahun 2019-2021 mencapai sekitar 78.659 kasus.
Sementara itu, paru-paru basah sebenarnya bukan istilah kedokteran. Tjandra mengatakan, kondisi yang sebenarnya dimaksud adalah penyakit yang efusi pleura.
"Sebenarnya cairannya bukan berada di dalam paru, tetapi dalam selaput di sekitar paru, tepatnya antara selaput yang membungkus paru (namanya pleura viseralis) dan selaput yang melapisi bagian dalam dinding dada (pleura parietalis)," kata Tjandra, dikutip dari Antara.
Menurut dia, sedikitnya ada tiga penyebab terbentuknya cairan ini, yaitu karena infeksi, misalnya tuberkulosis (TB) atau radang lain karena adanya kanker dan terjadi gangguan keseimbangan protein dalam tubuh.
- Jadi Ibu Dua Anak, ini Potret Aurel Hermansyah saat Latihan Angkat Beban di Gym Hingga Bikin Salfok Netizen 'Kuat Banget'
- SBY Temui Prabowo di Kertanegara, Ada Didit dan Waketum Gerindra
- RK-Suswono Sowan ke Cikeas, SBY Titip Ide Buat Workshop Melukis hingga Bacakan Puisi untuk Eril
- Divonis Bebas, Sukena yang Pelihara Landak Jawa Langsung Sujud Syukur
- Garis Dua pada Testpack Belum Tentu Berarti Hamil, Kenali Kondisi Hasil Positif Palsu dan Penyebabnya
Berita Terpopuler
-
Pramono Anung Mundur dari Seskab, Istana Sebut Reshuffle Kabinet Mungkin Terjadi
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Gus Miftah Bocorkan Rencana Jokowi Usai Purnatugas: Tidur Dua Minggu di Solo
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Gus Miftah: Jokowi Ingin Pengasuh Pesantren Jaga Masa Transisi ke Pemerintahan Prabowo
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Data NPWP Jokowi, Gibran dan Kaesang Diduga Bocor, Sri Mulyani Perintahkan Ditjen Pajak Lakukan Penyelidikan
merdeka.com 19 Sep 2024 -
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024