PNS Batam miliki rekening gendut Rp 1,3 triliun
Untuk menyembunyikan jejaknya, pelaku membuat dua usaha beromzet miliaran rupiah.
Bareskrim Mabes Polri bekerja sama dengan PPATK melakukan pelacakan transaksi keuangan terkait kasus penyelundupan BBM ilegal di kawasan Batam, Kepulauan Riau. Dari hasil pelacakan, PPATK menemukan rekening milik PNS Pemkot Batam, Niwen Khairiyah yang memuat dana mencapai Rp 1,3 triliun.
"Kami bekerja sama dengan PPATK melakukan penelusuran, dari hasil penyidikan ditemukan bahwa dana bersumber dari transaksi BBM ilegal," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Kamil Razak di Gedung PPATK, Jakarta, Selasa (23/12).
Selain itu, terang Kamil, pihaknya juga menemukan modus yang digunakan Niwen untuk menutupi jejak transaksi dengan melakukan pencucian uang. Menurut dia, uang tersebut digunakan untuk membuat usaha berupa jasa penukaran uang asing dan toko kue pisang.
"Modusnya berupa money changer dan toko cake pisang, setelah dilaporkan hanya modus dengan omzet puluhan juta rupiah setiap hari," kata Kamil.
Selanjutnya, kata Kamil, pihaknya telah menyelesaikan penyusunan berkas penyidikan bagi Niwen. Dia menambahkan, berkas tersebut sudah diserahkan kepada kejaksaan.
"Sekarang sedang dipelajari kejaksaan untuk penuntutan," kata dia.
Di samping itu, Kamil juga menyatakan telah menyita sejumlah barang bukti dari Niwen. Antara lain lima bidang tanah dan bangunan di Perumahan Puri Legenda Batam, Satu bidang tanah dan bangunan di Perumahan Mediterania Batam, dua unit ruko Nayadam di Kompleks Ruko Puri Legenda Batam, satu unit ruko Nayadam di Kompleks Ruko Botania Garden, dua unit ruko di Kompleks Ruko Odessa Batam, satu unit ruko Nayadam di Kompleks Gajahmada Square Sekupang Batam, dua unit mobil Suzuki APV Blind.
Kepala PPATK M Yusuf mengatakan Niwen hanya bertindak sebagai penghubung aliran dana transaksi. Sementara pemilik uang tersebut adalah Achmad Machbub alias Abob yang terkenal sebagai raja minyak di Batam.
"Temuan PPATK Niwen hanya kendaraan sang pencuci uang," ungkap Yusuf.