Polisi Buru SK, Eks Anggota DPRD Intan Jaya Pemesan Senpi ke Personel Brimob
Keterlibatan SK dalam kasus jual beli senjata api terungkap dari keterangan salah satu tersangka yang saat ini ditahan di Mapolda Papua. Senpi tersebut dipesan sejak akhir 2019 lalu, namun sebelum diserahkan kepada SK yang mantan anggota DPRD Intan Jaya, tim gabungan TNI-Polri berhasil menggagalkannya.
Polisi hingga kini masih memburu SK yang diduga memesan senjata api dari seorang Bripka MJH (35) anggota Brimob, DC (39) yang merupakan ASN dan anggota Perbakin Nabire dan FHS (39) mantan anggota TNI-AD. Ketiga pelaku sebelumnya diamankan polisi di Nabire, Intan Jaya, Papua.
"Keberadaan SK hingga kini belum diketahui," kata Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw di Jayapura, Kamis (5/11).
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Brimob didirikan? Satuan elite ini lahir pada tanggal 14 November 1946.
-
Apa saja senjata yang dibeli dari Blok Timur? Sejumlah senjata dari Blok Timur sukses diboyong ke Indonesia. Indonesia juga mendapat pesawat pengebom IL-28, dan helikopter Mi-4.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Di mana peristiwa pria ngamuk menembakan senjata api terjadi? Peristiwa yang terjadi di daerah Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) beredar di media sosial.
Dia mengatakan, keterlibatan SK dalam kasus jual beli senjata api terungkap dari keterangan salah satu tersangka yang saat ini ditahan di Mapolda Papua. Senpi tersebut dipesan sejak akhir 2019 lalu, namun sebelum diserahkan kepada SK yang mantan anggota DPRD Intan Jaya, tim gabungan TNI-Polri berhasil menggagalkannya.
Dua pucuk senpi jenis M16 dan M4 yang diduga akan memperkuat persenjataan KKB itu dibawa dari Jakarta, 21 Oktober lalu oleh Bripka MJH dan dijadwalkan diserahkan ke DC.
"Tiga tersangka yang saat ini ditahan yakni Bripka MJH, DC dan FHS," kata Waterpauw.
Dia menambahkan dari keterangan para tersangka aksi jual beli senpi sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Tercatat tujuh kali Bripka MJH membawa senpi berbagai jenis dengan upah berkisar Rp10 juta hingga Rp30 juta per pucuk tergantung jenisnya.
"Penyelidikan terkait kasus jual beli senpi itu sudah lama terhendus namun modus yang mereka lakukan cukup rapi sehingga menyebabkan anggota kesulitan mengungkapnya," tandasnya.
Baca juga:
Bupati Intan Jaya Ungkap KKB Paksa Minta Dana Desa untuk Beli Senjata dan Amunisi
Bertemu Mahfud, Komnas HAM Berikan Hasil Investigasi Peristiwa di Intan Jaya
Bisnis Gelap Senjata Api Anggota Brimob dan TNI di Bumi Cendrawasih
Mabes Polri Enggan Tanggapi Temuan Komnas HAM Terkait Penembak Pendeta Yeremia
Komnas HAM Sebut Pendeta Yeremia Ditembak TNI, TGPF Ogah Ungkap Pelaku
Polisi Belum Temukan Saksi yang Lihat Langsung Penembakan Pendeta Yeremia