Polisi Dalami Keterkaitan 2 WNI yang Ditangkap di Malaysia dan Kelompok Teroris JAD
"Mendalami apakah yang bersangkutan memiliki keterkaitan dengan JAD di Indonesia," ucapnya.
Muhammad Amru Lubis dan Fatir Tirz dua Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap Polisi Diraja Malaysia (PDRM) karena diduga terlibat terorisme. Saat ini, keduanya tengah diperiksa oleh E8 atau Densus 88 Antiteror Malaysia.
"Dua WNI yang saat ini menjalani pemeriksaan di E8, PDRM, patut diduga yang bersangkutan terlibat dalam jaringan terorisme di Malaysia," kata Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (14/5).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan Telinga Kanan Berdenging terasa mengganggu? Seseorang yang mengalami telinga berdenging terkadang akan merasakan beberapa jam sekali dan seringkali membuat tak nyaman.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Saat melakukan penangkapan, PDRM menemukan alat komunikasi. Namun, pihaknya tak menemukan adanya barang bukti bahan peledak. Oleh karena itu, pihaknya sedang menelusuri dugaan keterlibatan keduanya dalam jaringan teroris.
"Barang bukti sementara oleh kepolisian Malaysia dari dua WNI, alat komunikasi handphone, kemudian identitas yang bersangkutan, (barang bukti bahan peledak) belum (ditemukan) masih dikembangkan," ujarnya.
Untuk memudahkan penyelidikan ini, Densus 88 ikut membantu PDRM untuk mencari tahu atau mendalami keterkaitan dua WNI tersebut dalam jaringan teroris di dalam negeri. Terutama dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)
"Mendalami apakah yang bersangkutan memiliki keterkaitan dengan JAD di Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, saat ini pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dan Senior Lasion Officer (SLO) Polri juga sudah melakukan pendampingan hukum.
Dalam kasus ini, bukan hanya dua WNI saja yang ditangkap. Namun, ada juga dua Warga Negara (WN) Malaysia yang diduga ikut terlibat atas nama Muhammad Nuurul Amin dan Syazani.
Sebelumnya, PDRM menangkap empat orang dalam rentang 5-7 Mei 2019 karena merencanakan pembunuhan dan serangan teror skala besar di Klang Valley.
Kepala Kepolisian Malaysia Abdul Hamid Bador mengatakan, keempatnya telah mengaku sebagai anggota ISIS dan sedang bersiap menyerang pada minggu pertama Ramadan untuk membalas kematian seorang pemadam kebakaran bernama Muhammad Adib Mohd Kassim.
Menurut Abdul Hamid, mereka berencana membunuh beberapa tokoh terkenal dan menyerang tempat-tempat ibadah Hindu, Kristen, dan Budha di Malaysia. Namun, dia tidak memberi rincian siapa orang-orang terkenal yang menjadi target pembunuhan.
Polisi, lanjut dia, telah menyita enam bahan peledak rakitan serta pistol dengan 15 peluru.
Baca juga:
Diduga Teroris, Penjual Kacamata di Madiun Ditangkap Densus 88
Terduga Teroris Ditangkap di Grobogan Berprofesi Berdagang Baju Muslim
Terduga Teroris di Sukoharjo Penjual Dawet dan Gorengan
8 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Paling Banyak di Magelang
Densus 88 Tangkap Seorang Terduga Teroris di Grobogan