Polisi jujur Miran terkenang penghargaan khusus dari Pak Harto
Hanya enam polisi dari seluruh Indonesia yang tahun itu mendapat penghargaan khusus.
Kejujuran dan ketegasan Miran selama menjadi polisi memang membawa berkah tersendiri baginya. Polisi Miran pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden Soeharto pada 1997. Dia satu dari enam polisi terbaik yang mendapat penghargaan dari seluruh Indonesia.
Penghargaan itu turut berperan membawa dirinya menduduki beberapa posisi tinggi di Polresta Malang. Kepada merdeka.com, Rabu (3/4), pria yang pensiun dengan pangkat mayor menceritakan kariernya di Polresta Malang. Dia tercatat pernah menduduki posisi seperti waka primko (Wakil Kepala Primer Koperasi) dan Kasat Sabhara (Satuan Bhayangkara) Polresta Malang.
Adapun untuk menduduki jabatan tersebut tidaklah didapat Mayor Miran dengan mudah. Dia mengaku meniti kariernya dari bawah tanpa ada bantuan jalur belakang sama sekali.
Karier Miran di kepolisian sendiri dimulai ketika dirinya lulus dari Sekolah Perwira di Malang pada 1970. Saat itu, dirinya langsung bergabung menjadi anggota dari Satuan Brimob Polresta Malang.
Sembari meniti karirr dari bawah ini, Miran juga memanfaatkan waktunya untuk menimba ilmu di Universitas Merdeka Malang. "Saya disamping ikut Brimob, juga ikut kuliah sebetulnya di Jurusan Ilmu Sosial Politik Unmer," terang Miran.
Sayangnya, karena urusan dinas, Mayor Miran memutuskan untuk mundur setelah berkuliah selama 3 tahun. "Saya belum menempuh sarjana muda dari Unmer itu, terus fokus ke pekerjaan," lanjut Miran.
Meski memulai profesinya dari bawah, Mayor Miran melakukannya dengan sepenuh hati. Hal ini terbukti dari ketegasan dan kejujurannya yang diakui publik Malang. Saat melihat pelanggaran lalu lintas misalnya, Mayor Miran pun tidak akan tutup mata, mulai dari tukang becak hingga perwira TNI pun akan diperingatkan.
Uniknya, berbeda dengan oknum polisi yang sering memanfaatkan momen tersebut untuk mencari pendapatan tersendiri, Miran tidak melakukannya.
Hal ini pula yang membuat Miran diusulkan oleh Wali kota Malang dan Gubernur Jawa Timur menerima penghargaan Abdi Satya Bakti di tahun 1997.
Penghargaan tersebut diberkan langsung oleh Presiden Soeharto. Saat itu ia menjabat sebagai Kepala satuan Samapta bhayangkara (Kasat Sabara). "Saya tidak tahu kok bisa mendapat penghargaan ini. Tahu-tahu sudah dipanggil untuk ke Jakarta," ujar Miran.
Dia menunjukkan secarik telegram yang isinya pengumuman penerimaan penghargaan Abdi Satya Bakti. Penghargaan tersebut diberikan kepada enam polisi dari seluruh Indonesia atas pengabdiannya pada masyarakat. Miran mewakili Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur yang menerima penghargaan tersebut. Polisi lainnya berasal dari Palembang, Jakarta, Denpasar dan Lampung.
Meski meraih penghargaan tinggi itu, tidak membuat Miran tinggi hati. "Saya tidak tahu kapan dan siapa yang menilai. Saya hanya mengabdi di tengah masyarakat dan bekerja tanpa pamrih," jelasnya. Dia mengaku jika bekerja dengan hati, semua orang akan tahu niat baik seseorang.
Dengan bangga dia kembali menunjukkan foto ketika menerima penghargaan dari Soeharto. "Bagi saya, yang terbaik adalah bekerja dari hati yang paling dalam, tanpa pamrih," pungkas kakek empat cucu itu. Penghargaan tersebut membuktikan bahwa Miran adalah sosok polisi teladan yang mengabdi dengan baik di tengah masyarakat.
Beredar video polisi mengajak damai bule Belanda di Bali
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa itu polisi cepek? Istilah ‘cepek’ sendiri merujuk pada pecahan uang senilai Rp100. Fenomena ini menjadi lebih menonjol melalui popularitas Pak Ogah, seorang tokoh fiktif dalam serial televisi Si Unyil yang tayang pada periode tersebut. Pak Ogah menjadi ikon yang mengatur lalu lintas dan meminta bayaran sejumlah cepek dari pengendara.
-
Siapa yang ditangkap oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan? Iya benar, Pelaku pembunuh Fonda sudah ditangkap. Pelaku tertangkap di daerah Binjai dan kedua kakinya ditembak karena sempat melawan petugas,"
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
Baca juga:
Polisi jujur Miran, pangkat terakhir mayor rela jadi satpam
Polisi Miran tegur dulu baru tilang, kalau bandel gembosi ban
Polisi Miran tak pernah bawa pistol, senjatanya pentungan rotan
Kisah kehebatan polisi Miran bikin takut wali kota Malang