Polisi Tegaskan Mahasiswa yang Dibanting Dirawat di RS Bukan karena Kondisi Memburuk
Pemindahan penanganan medis MFA dari RS Harapan Mulia Tigaraksa ke RS Ciputra Hospital Tangerang guna memberikan layanan kesehatan yang terbaik.
Kondisi MFA, mahasiswa yang dibanting Brigadir NP, saat berunjuk rasa di depan kantor Bupati Tangerang, diklaim polisi semakin membaik. MFA sebelumnya menjalani general check up di Rumah Sakit Ciputra Hospital, Tangerang, sejak Jumat (15/10) pagi.
Hal itu diungkapkan Kapolres Kota Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro, usai menerima dialog para mahasiswa yang berunjuk rasa, Jumat (15/10).
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
"Jadi harapan saya keluar dari rumah sakit kondisinya semakin membaik dan fit. Alhamdulillah informasi dari teman teman UMT kondisinya sudah semakin membaik dan InsyaAllah besok sudah bisa kembali karena yang bersangkutan harus ujian di UIN Serang," kata Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro usai menemui mahasiswa UMT yang melakukan unjuk rasa, Jumat (15/10).
Wahyu menegaskan, pemindahan penanganan medis MFA dari RS Harapan Mulia Tigaraksa ke RS Ciputra Hospital Tangerang guna memberikan layanan kesehatan yang terbaik. Dia juga membantah pemindahan penanganan medis itu karena perburukan kondisi kesehatan MFA.
"Jadi Faris itu kemarin sengaja pak bupati dan saya memberikan pelayanan yang terbaik kepada mas Faris, karena mas Faris pun kondisinya ada penyakit bawaan yang perlu penanganan medis. Sehingga pak Bupati dengan saya dan keluarganya atau orang tuanya sepakat dari pelayanan pertama kesehatan di RS Harapan Mulia kita bawa ke RS Ciputra Hospital," kata Wahyu.
Dia menyebutkan, pemilihan RS Ciputra untuk merawat dan dilakukannya general check up terhadap MFA, karena sejumlah pertimbangan.
"Kenapa kok di sana dekat dengan rumah (MFA) di Curug. Orang tuanya juga kerja di Cikupa. Sehingga sepakat dibawa ke rumah sakit itu untuk memberikan pelayanan kesehatan medical check up lengkap," ujar dia.
"Jadi kemarin memang malam kita antar biar istirahat full total. Sehingga medical check up nya hasilnya betul-betul akurat, karena harus tes darah, air kencing, tensi dan sebagainya. Kalau tidak diinapkan dikhawatirkan perjalanan jauh dia tensi naik dan sebagainya. Jadi kita inapkan di sana dan semua biaya ditanggung oleh kami oleh Kapolresta," tegas dia.
Dirawat di RS Ciputra Hospital
MFA, mahasiswa dibanting Brigadir NP, saat berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Tangerang, pada Rabu (13/10) rupanya punya komorbid atau penyakit bawaan. Hal itu diketahui setelah MFA diperiksa di Komite Medik Rumah Sakit Harapan Mulya.
Effie Koesnandar, dari komite medik RS Harapan Mulia, Tigaraksa, menjelaskan, gejala nyeri dan pusing yang dialami MFA bisa disebabkan dari kormorbid yang dimiliki mahasiswa UIN Serang itu.
"Jadi ternyata MFA ini ada komorbidnya, dan sedang menjalani pengobatan juga," terang Effie Jumat (15/10).
Menurut Effie, gejala yang dialami MFA berupa pusing dan nyeri itu, memiliki kesamaan dengan gejala penyakit kormorbid yang dimiliki sebelumnya. Maka lanjut Effie, MFA perlu dilakukan general check up.
"Gejala yang dirasanya kini sama dengan gejala kormorbidnya. Tapi, untuk memastikan lebih jelas, kita minta untuk general check up," kata dia.
Dia menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap MFA, pihaknya mememukan adanya memar pada bagian leher dan pundak, yang diduga itu muncul pasca kekerasan yang dilakukan oleh Brigadir NP.
"Ada memar di lehernya, pundak juga, dan untuk memastikan secara detail, harus general check up," ucapnya.
Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengungkapkan, MFA saat ini harus rawat inap di rumah sakit tersebut untuk mempersiapkan diri menjalani general check up.
"Dia harus rawat inap untuk persiapan general check up. Nanti akan jalani pemeriksaan, salah satunya ada cek darah juga. Ini untuk memastikan kondisinya," terang Bupati.
Sementara MFA, mengaku baru hari kedua paska kejadian pembantingan oleh Brigadir NP, dirinya mengalami kondisi berbeda dari hari - hari sebelumnya.
"Pundak, leher kayak enggak bisa digerakin. Sama kepala agak pusing. Sama tadi pagi sedikit muntah-muntah sama sesak napas," ucap dia.
MFA ditangkap dan dibanting oleh Brigadir NP saat melakukan aksi unjuk rasa. Dia sempat tampak kejang-kejang usai dibanting NP.
Keduanya pun sepakat saling berdamai. Brigadir NP berjanji bertanggung jawab atas kondisi medis MFA.
Baca juga:
VIDEO: Penjelasan Dokter Soal Kondisi Mahasiswa Kejang Kejang Usai Dibanting Polisi
Mahasiswa Dibanting Dirawat di RS, Polisi Klaim Agar Dapat Pelayanan Kesehatan Baik
Kapolres Tangerang Pertaruhkan Jabatan Jika Tindakan Represif Polisi Berulang
Ditahan, Brigadir NP yang Banting Mahasiswa Dikenakan Pasal Berlapis
Demo Polresta Tangerang, Mahasiswa Desak Kapolres Copot Brigadir NP
Mahasiswa yang Dibanting Polisi Punya Penyakit Bawaan