Polisi usut penemuan kerangka diduga Angelica yang hilang
Angelica dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Kamis (10/3).
Seorang bocah perempuan, Angelica boru Pardede (11) di Kabupaten Kampar, Riau, diduga dibunuh. Dugaan itu menguat setelah ditemukan adanya tulang belulang diduga milik korban.
Angelica sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya pada 10 Maret lalu, ke Kepolisian Sektor Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Selanjutnya, pada Rabu (23/3) malam, ditemukan kerangka berjarak lima kilometer dari rumah korban. Lokasi ditemukannya kerangka berada di semak belukar, tidak jauh dari jalan lintas timur.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Riau, Kombes Pol Rifai Sinambela memaparkan polisi sedang menyelidiki dugaan kematian Angelica.
"Berdasarkan data forensik yang dilakukan, diketahui ada unsur kekerasan pada kerangka yang ditemukan. Selain itu juga kita telah memeriksa sejumlah saksi," kata Rifai, Senin (28/3).
Menurut Rifai, dari pemeriksaan diketahui sebelum peristiwa terjadi, Angelica pergi dari rumah bersama seseorang yang masih belum diketahui identitasnya. Hingga kini masih terus diusut.
"Kasus ada di Polsek Siak Hulu, dan kita ambil alih Polda agar cepat. Menurut forensik menyatakan kekerasan, dan saksi mata keluar dari rumah dibonceng seseorang. Ini akan kita dalami, siapa orang itu," ujar Rifai.
Rifai memaparkan, sejauh ini kepolisian sudah meminta keterangan saksi-saksi sebanyak enam orang. Seluruhnya berasal dari keluarga korban, teman kelas, sekolah, dan tetangga.
Ketua Dewan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Seto Mulyadi (Kak Seto), meminta polisi segera mengusut tuntas dugaan kematian Angelica boru Pardede.
"Jika memang tulang-tulang yang ditemukan itu benar dari jasad korban, itu cukup memprihatinkan dan mengerikan. Harus dikejar motifnya apa? Namun jika bukan, ini berarti pengalihan saja, bisa saja itu tulang-tulang lama," kata Kak Seto.
Untuk itu, Kak Seto meminta kepada polisi segera memeriksa DNA tulang itu, sehingga dapat dipastikan identitas tulang itu.
Kak Seto meminta kasus itu harus segera diungkap, karena khawatir jika Angelica tidak dibunuh, maka kemungkinan menjadi korban perdagangan anak.
"Kalau dia masih hidup, ada kemungkinan dia dieksploitasi seperti yang marak terjadi di Jakarta saat ini," paparnya.
Secara khusus, Kak Seto mengapresiasi Polda Riau yang mengambil alih kasus tersebut dari Polsek Suak Hulu. Dia mengatakan, dengan fasilitas yang dimiliki Polda Riau, maka dapat segera mengungkap apakah benar DNA tulang belulang itu berasal dari korban.
"Dengan diambil alihnya kasus itu oleh Polda Riau, maka keluarga dapat lebih tenang. Selain itu, saya juga meminta kepada masyarakat untuk bekerjasama dengan masyarakat agar kasus ini segera terungkap," harapnya dikutip dari Antara.