Polisi Waspadai Penyusup di Demo Tolak UU Cipta Kerja Hari Ini
Yusri menegaskan bahwa pihaknya tak akan segan-segan menindak kelompok yang berbuat anarkis termasuk adanya provokator sehingga mengakibatkan terjadinya kerusuhan
Polda Metro Jaya telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi masuknya penyusup (provokator) yang berniat melakukan kerusuhan pada saat gelaran aksi unjuk rasa dari buruh dan mahasiswa menolak UU Cipta Kerja pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, Rabu (28/10).
"Kita sudah antisipasi, ada beberapa tempat yang memang kalau memang ada kelompok-kelompok yang akan melakukan kerusuhan kita amankan nanti," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya.
-
Apa itu Kartu Prakerja? Kartu Prakerja merupakan program pemerintah yang digunakan untuk mengembangkan kompetensi kerja dan kewirausahaan bagi para pencari kerja. Namun, untuk merespons pandemi Covid-19, pemerintah mempercepat pengadaan Kartu Prakerja dan memprioritaskan bagi para pekerja atau buruh yang terkena dampaknya.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Di mana Universitas Terbuka menjangkau calon mahasiswa? Salah satunya kami mengikuti acara KLBB yang digelar selama dua hari ini.
-
Apa saja isi dari kelima RUU Kerja Sama Pertahanan tersebut? Adapun lima negara yang akan menjalin kerja sama pertahanan dengan Indonesia itu antara lain Republik India, Republik Perancis, Persatuan Emirat Arab, Kerajaan Kamboja, dan Republik Federatif Brasil. Kerja sama dengan lima negara itu bakal dibahas dalam RUU masing-masing.
-
Kapan Mayjen Purn Sunarko ikut demo di KPU? Kedatangan Sunarko untuk menyampaikan protes terhadap hasil pemilu Pemilu 2024.Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko tidak ingin banyak bicara perihal salah mantan Danjen Kopassus ikut dalam barisan demo.
-
Kapan kelima RUU Kerja Sama Pertahanan ini akan disahkan? Komisi I DPR dan pemerintah menyepakati membawa lima Rancangan Undang-Undang (RUU) Kerja Sama Bidang Pertahanan ke rapat paripurna terdekat untuk disahkan menjadi Undang-undang.
Namun demikian, Yusri tak menjelaskan tempat atau lokasi mana saja yang akan dilakukan penjagaan, guna mengantisipasi adanya penyusup.
"Tapi kita harapkan teman-teman yang akan datang untuk menyampaikan pendapat di muka umum tolong teman-teman peroteknya diamankan. Jangan sampai ada provokator mengganggu yang memang tujuannya untuk merusak. Itu yang kita minta kerja sama dengan baik kepada teman-teman," imbaunya.
Atas hal itu, Yusri menegaskan bahwa pihaknya tak akan segan-segan menindak kelompok yang berbuat anarkis termasuk adanya provokator sehingga mengakibatkan terjadinya kerusuhan.
"Kita akan tindak tegas, yang membuat kerusuhan apalagi merusak fasilitas umum pasti akan kita tindak tegas," katanya.
Yusri berharap kepada kelompok yang menggelar aksi unjuk rasa hari ini, agar tidak ikut terprovokasi oleh pihak-pihak yang sengaja menyusup dan memancing adanya kerusuhan.
"Kita antisipasi tetap sama, makanya hampir rata-rata yang menyampaikan pendapat di muka umum dari elemen buruh, mahasiswa berjalan damai.Tetapi pertama saya sampaikan kepada masyarakat yang unras, jangan sampai ada provokator yang masuk memprovokasi," imbuhnya.
Sebelumnya, Demontrasi menolak RUU Cipta Kerja kembali dilakukan oleh sejumlah buruh dan mahasiswa pada hari ini. Aparat keamanan pun disiagakan di beberapa titik yang menjadi pusat konsentrasi massa.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menerangkan, sebanyak 12.369 personel gabungan dari TNI-Polri dan Satpol PP serta Dinas Perhubungan dikerahkan untuk mengawal aksi unjuk rasa hari ini. Yusri mengatakan, massa berkumpul tiga lokasi berbeda yaitu sekitaran Istana, DPR/MPR dan Tugu Proklamasi.
Kami sebar di 3 lokasi tersebut dan juga ada beberapa titik-titik yang terjadi pengalihan arus. Ada pula yang ditugaskan mengamankan beberapa sentra perekonomian seperti mal dan pasar," ujar dia, Rabu (28/10).
Sementara itu, Yusri menerangkan, dalam menangani massa, disiapkan juga 8.000 personel tambahan.
"Personel cadangan kami tempatkan di Monas dan DPR RI sambil melihat situasi kekuatan yang akan turun untuk melakukan kegiatan demo atau penyampaian pendapat di muka umum," ucap dia.
(mdk/rnd)