Polri Telusuri Asal Perintah Tembak Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan
Polri meminta semua pihak memberikan kesempatan pada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Bareskrim Polri akan menuntaskan pemeriksaan dengan asas kehati-hatian, ketelitian dan kecermatan.
Polri sedang mendalami pihak yang memberi perintah melepaskan gas air mata saat terjadi kerusuhan di di Stadion Kanjuruhan, Malang usai laga Arema vs Persebaya. Peristiwa itu menyebabkan ratusan suporter tewas.
"Ya (siapa pihaknya). Saya ulangi lagi ya. Saat ini sedang dimintai keterangan atau didalami di level manajerial pengamanan di lapangan. Itu dulu," ucap Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan, di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10).
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Kapan Stadion Teladan Medan ambruk? Mengutip liputan6, pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan, Sumatera Utara, dipenuhi oleh sekitar 200.000 pengunjung yang datang untuk menyaksikan konser artis cilik Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, dan Ira Maya Sopha.
-
Kapan tragedi ini terjadi? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Dedi meminta semua pihak memberikan kesempatan pada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Bareskrim Polri akan menuntaskan pemeriksaan dengan asas kehati-hatian, ketelitian dan kecermatan.
Kepolisian juga akan mencermati terkait aturan FIFA soal penggunaan gas air mata saat penanganan massa tidak diperbolehkan. Hal itu diatur dalam pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security Regulations).
Dijelaskan dalam Pasal 19 b soal pengamanan di pinggir lapangan adalah: Tidak boleh ada senjata api atau "gas pengendali massa" yang boleh dibawa atau digunakan (No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used).
"Semua standar operasional prosedur. Demikian juga statuta dan regulasi yang ada bagian daripada materi yang diaudit oleh tim," ujar Dedi.
Inspektorat Khusus (Itsus) dan Div Propam Polri juga sedang memeriksa 18 anggota polisi yang bertugas saat tragedi berdarah kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10) kemarin malam.
"Memeriksa anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang," kata Dedi.
Adapun anggota yang diperiksa adalah personel yang saat kerusuhan diduga memegang senjata gas air mata. Di mana hal itu menjadi salah satu faktor buntut tewasnya 125 orang dalam tragedi tersebut.
Mereka juga diduga yang menggunakan senjata pelontar gas air mata untuk dimaksud awalnya mengurai kerusuhan yang terjadi oleh para suporter kala itu.
"Anggota yang bertanggung jawab atau sebagai operator memegang senjata pelontar. Ini sedang dimintai keterangan dan sedang didalami oleh Itsus dan Propam," kata Dedi.
Selain itu, Dedi juga menyampaikan bahwa Itsus dan Propam turut mendalami masalah manajemen pengaman. Dengan memeriksa para perwira yang bertanggung jawab dalam pengamanan laga pertandingan itu.
"Kemudian juga saat ini mendalami masalah manajer pengamanan, dari mulai perwira hingga pamen sedang didalami," ujar dia.
Polri memastikan update total korban meninggal tragedi berdarah kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur telah mencapai 125 orang, sejak Minggu (2/10) kemarin malam.
Polri juga mendata ada sebanyak 21 orang mengalami luka berat dan 304 orang luka ringan. Sehingga sejauh ini total korban telah mencapai 455 orang.
(mdk/lia)